News / Nasional
Selasa, 02 Desember 2025 | 20:19 WIB
Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia saat melantik Pengurus DPD Partai Golkar Provinsi Lampung di Hotel Novotel, Bandar Lampung, Minggu (30/11/2025). (Ist)
Baca 10 detik
  • Bahlil Lahadalia memimpin Golkar menuju strategi baru dengan fokus pada 73 persen pemilih muda menjelang Pemilu 2029.
  • Strategi baru ini, disampaikan saat pelantikan di Lampung, menekankan adaptasi digital melampaui konsolidasi konvensional partai.
  • Bahlil mengingatkan Golkar adalah milik rakyat, berlandaskan sejarah inklusif dan pengalaman panjang membangun bangsa.

Suara.com - Era baru kepemimpinan Partai Golkar di bawah komando Bahlil Lahadalia akan diwarnai pergeseran strategi. Tak lagi melulu mengandalkan konsolidasi konvensional, Bahlil membidik segmen pemilih terbesar di masa depan yakni 73 persen pemilih muda yang akan mendominasi Pemilu 2029.

Hal ini disampaikan Bahlil saat melantik Pengurus DPD Partai Golkar Provinsi Lampung di Hotel Novotel, Bandar Lampung, Minggu (30/11/2025).

Ia menegaskan, acara seremonial tersebut bukanlah akhir, melainkan titik nol untuk memulai mesin partai dengan pendekatan yang lebih segar dan relevan dengan zaman.

Bagi Bahlil, pertarungan politik lima tahun mendatang tidak akan dimenangkan hanya dengan rapat dan pertemuan tatap muka. Kuncinya ada pada kemampuan beradaptasi di medan perang digital, tempat di mana mayoritas pemilih muda menghabiskan waktu mereka.

“Jumlah pemilih di tahun 2029 berusia 17 sampai 50 tahun mencapai 73 persen. Ini era digital. Konsolidasi harus habis-habisan, harus menyesuaikan dengan pola baru,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (2/12/2025).

Pernyataan ini menjadi penanda bahwa Golkar di bawah kepemimpinannya siap bertransformasi. Bahlil secara efektif meminta seluruh kadernya untuk "melek digital" dan mulai merancang kampanye yang kreatif, cepat, dan mampu menangkap atensi generasi milenial dan Gen Z.

Acara pelantikan di Lampung, menurutnya, adalah momentum untuk menyatukan barisan dan menyamakan frekuensi demi satu tujuan besar.

“Pelantikan bukan akhir dari sebuah proses konsolidasi, tapi awal dari proses menuju tujuan di yang besar yakni Pemilu di tahun 2029,” tegas Bahlil.

Untuk merebut hati pemilih muda yang cenderung kritis, Bahlil juga mengingatkan kembali DNA asli Partai Golkar.

Baca Juga: Respons Ajakan Taubatan Nasuha Cak Imin, Politisi Golkar: Tak Pantas Bercanda di Tengah Duka

Ia memaparkan bahwa partai berlambang beringin ini bukanlah milik segelintir elite atau keluarga tertentu, melainkan lahir dari rahim rakyat.

Ia mengisahkan, Golkar terbentuk dari gabungan 97 organisasi kemasyarakatan yang beragam, mulai dari petani, nelayan, mahasiswa, hingga TNI-Polri, dengan satu tujuan mulia, menjaga ideologi negara.

“Golkar lahir untuk mempertahankan ideologi Pancasila dari ancaman ideologi lain. Golkar milik rakyat Indonesia, bukan milik satu keluarga atau satu kelompok,” ucapnya.

Narasi sejarah ini dianggap penting untuk membangun kembali citra Golkar sebagai partai yang inklusif dan relevan. Di samping itu, Bahlil juga menonjolkan pengalaman panjang sebagai modal utama yang membedakan Golkar dari partai lain.

Menurutnya, rekam jejak dalam memimpin pemerintahan adalah bukti sahih kapabilitas partai.

“32 tahun negara ini dipimpin Golkar, dengan segala plus minusnya. Itu bukti pengalaman panjang kita dalam membangun bangsa,” kata Bahlil.

Load More