- Netizen ramai memposting kondisi Aceh Tamiang yang terisolir berhari-hari tanpa bantuan setelah banjir bandang, memicu kritik terhadap pemerintah.
- Warga Aceh Tamiang putus asa karena enam hari tanpa logistik, sementara kunjungan Prabowo dinilai tidak menyasar wilayah terdampak terparah.
- Pesan warga yang meminta pertolongan viral, menyoroti minimnya penanganan dan kewalahan pemerintah dalam menghadapi banjir besar di Aceh Tamiang.
Data sementara menyebut lebih dari 300 ribu jiwa di Aceh Tamiang terdampak banjir bandang, dengan 12 kecamatan masih terisolasi total. Listrik padam. Sinyal hilang.
Semua jalur darat lumpuh akibat longsor dan jembatan yang terputus. Perahu evakuasi sangat terbatas. Rumah sakit turut tergenang.
Banyak warga telah 5–6 hari tanpa makanan, hanya bertahan dengan apa yang tersisa. Ibu menyusui kehabisan asupan, lansia sakit tidak bisa dijemput tim medis, dan keluarga-keluarga terjebak di lantai dua rumah karena air belum surut.
Di sejumlah desa, warga mengaku tidak menerima bantuan makanan sedikit pun sejak banjir pertama kali menghantam.
Pemerintah daerah dan relawan bekerja 24 jam, tetapi mereka sendiri mengakui situasinya terlalu besar untuk ditangani secara mandiri. Alat berat tenggelam, jalur logistik putus, dan banyak titik terisolasi tak bisa dijangkau.
Di Tengah Krisis, Kunjungan Presiden Justru Tak ke Tamiang
Puncak kekecewaan publik muncul ketika Presiden Prabowo Subianto tiba di Aceh pada 1 Desember 2025.
Masyarakat yang mengikuti perkembangan melalui berita berharap kehadiran Presiden dapat mempercepat bantuan ke wilayah terdampak paling parah, yakni Aceh Tamiang.
Namun harapan itu pupus saat Presiden justru memilih meninjau banjir bandang di Aceh Tenggara. Dalam kunjungannya, Presiden berdialog dengan penyintas, meninjau kerusakan jembatan, dan memberikan instruksi penanganan darurat.
Baca Juga: Update Korban Jiwa di Aceh: 249 Orang Meninggal, 660 Ribu Warga Mengungsi
Tapi warga Aceh Tamiang—yang sedang berjuang untuk bertahan hidup—tidak masuk dalam agenda kunjungan tersebut.
Postingan bernada kecewa menyebar cepat, memperkuat kesan bahwa Aceh Tamiang seolah diabaikan, padahal kondisinya darurat kemanusiaan.
Saat Negara Terlambat, Netizen Bergerak
Di tengah nihilnya akses dan lambatnya bantuan, masyarakat Aceh Tamiang justru mengandalkan masyarakat sipil: netizen, jurnalis, influencer, komunitas, dan kelompok kemanusiaan.
Ratusan ribu unggahan meminta perhatian, tagar darurat kemanusiaan bermunculan, akun-akun besar diberi tag massal, warga di luar Aceh saling berbagi kontak relawan dan perahu, media lokal mulai melansir laporan berdasarkan screenshot warga.
Bagi mereka, kehadiran negara adalah bentuk pengakuan bahwa hidup mereka penting. Bahwa penderitaan mereka didengar. Bahwa mereka bukan angka di laporan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Tak Sampai Satu Bulan, Bank Jakarta Klaim Salurkan 100 Persen Dana dari Menkeu Purbaya
-
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.626, Pasar Cari Petunjuk dari Risiko Global
-
iQOO 15 Resmi Meluncur di Indonesia: HP Flagship Monster Pertama dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
Terkini
-
Jelang HUT ke-48, BPJS Ketenagakerjaan Gelar "Risk Governance Resilience" demi Perkuat Integritas
-
Terdampak Banjir, SPPG di Aceh Ganti MBG dengan Menu Lokal dan Masak Pakai Briket Batu Bara
-
Tergiur Rp26 Juta, Pasutri Ini Ditangkap Saat Jadi Kurir Sabu 19 Kg di Tambora
-
Di Reuni 212, Muncul Usulan 2 Desember Jadi Hari Ukhuwah dan Libur Nasional
-
Bantah Tudingan Pro-Zionis, Gus Yahya Beberkan Fakta Pertemuan dengan Netanyahu
-
Tepati Janji: Gubernur Pramono Muncul di Reuni Akbar 212, Ini Reaksi Massa!
-
Reuni 212 Galang Donasi Rp10 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra
-
Siapa Pria Misterius di Samping Ratu Narkoba Dewi Astutik Saat Digerebek di Kamboja?
-
Update Korban Jiwa di Aceh: 249 Orang Meninggal, 660 Ribu Warga Mengungsi
-
Tata Ruang Amburadul Biang Banjir Sumatra, KLH Siap 'Obrak-abrik' Aturan