- Tim DVI Polda Sumatera Barat berhasil mengidentifikasi 161 dari 193 korban meninggal akibat bencana banjir dan longsor.
- RS Bhayangkara Padang menjadi pusat operasi, menangani 58 kantong jenazah sejak 27 November 2025.
- Sebanyak 32 jenazah masih menunggu identifikasi, terutama korban anak-anak yang sulit dicocokkan datanya.
Suara.com - Proses identifikasi korban bencana longsor dan banjir bandang di Sumatera Barat terus berjalan dengan penuh duka. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Biddokkes Polda Sumatera Barat mengungkap fakta pilu di balik angka-angka.
Dari total 193 korban banjir meninggal dunia yang telah ditemukan, sebanyak 161 jenazah kini telah memiliki nama dan dapat kembali ke pelukan keluarga.
Namun, perjuangan tim forensik belum usai. Sebanyak 32 jenazah lainnya hingga kini masih berstatus misteri, menunggu secercah petunjuk untuk mengungkap identitas mereka.
Kabid Dokkes Polda Sumbar, AKBP Faizal, memberikan rincian terbaru mengenai proses yang menjadi sorotan nasional ini. Menurutnya, fokus utama saat ini adalah pada puluhan jenazah yang masih tersimpan di rumah sakit.
“Dari jumlah tersebut, 161 jenazah telah berhasil diidentifikasi, sementara 32 lainnya masih dalam proses, termasuk 25 jenazah yang saat ini berada di RS Bhayangkara Padang,” kata Faizal, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/12/2025).
Rumah Sakit Bhayangkara Padang menjadi pusat operasi identifikasi ini. Sejak 27 November 2025, rumah sakit ini telah menerima total 58 kantong jenazah.
Faizal menuturkan, dari 58 kantong jenazah yang diterima RS Bhayangkara sejak 27 November 2025, 33 jenazah telah teridentifikasi melalui data primer dan sekunder serta sudah diserahkan kepada keluarga.
Sementara itu, 25 jenazah sisanya masih berstatus 'tanpa nama', menjadi tantangan terbesar bagi tim DVI karena belum adanya kecocokan dengan data antemortem (data pembanding dari keluarga) yang masuk.
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara TK III Padang, Kompol Hari Andromeda, menjelaskan bahwa kunci untuk mempercepat proses ini ada di tangan masyarakat, khususnya keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya.
Baca Juga: Menteri LH Soroti Hilangnya Puluhan Ribu Hektare Hutan di Balik Bencana Sumatra
“Kami mengimbau masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga untuk segera datang ke posko antemortem di RS Bhayangkara Padang,” ujarnya.
Menurutnya, kecepatan dan kelengkapan data pembanding sangat menentukan nasib jenazah yang belum teridentifikasi.
“Semakin cepat data pembanding masuk, semakin cepat pula identifikasi dapat kami selesaikan,” imbuhnya.
Fakta yang paling menyayat hati adalah mayoritas jenazah yang sulit dikenali merupakan anak-anak. Kompol Hari Andromeda menjelaskan kemungkinan tragis di balik kondisi ini.
Banyak dari mereka diduga kehilangan seluruh anggota keluarga inti yang seharusnya bisa memberikan data pembanding, sehingga tidak ada yang melapor ke posko DVI.
Untuk mendukung proses yang krusial ini, berbagai upaya dilakukan. RS Bhayangkara kini telah menerima tambahan satu unit mobil cold storage dari Dinas Pertanian Sumbar.
Berita Terkait
-
Hati Ivan Gunawan Tergerak, Salurkan Rp150 Juta untuk Korban Banjir Sumatera Lewat Mandjha Hijab
-
Siapa yang Berwenang Menetapkan Status Bencana Nasional? Begini Aturan Resminya
-
Menteri LH Soroti Hilangnya Puluhan Ribu Hektare Hutan di Balik Bencana Sumatra
-
Beda Status Bencana Nasional dan Daerah: Mengapa Banjir Sumatera Belum Ditetapkan?
-
Mobil Mogok akibat Terendam Banjir, Bagaimana Cara Menanganinya agar Tidak Semakin Rusak?
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
-
Tak Sampai Satu Bulan, Bank Jakarta Klaim Salurkan 100 Persen Dana dari Menkeu Purbaya
-
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.626, Pasar Cari Petunjuk dari Risiko Global
-
iQOO 15 Resmi Meluncur di Indonesia: HP Flagship Monster Pertama dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
Terkini
-
Ketika Niat Baik Merusak Alam: Kisah di Balik Proyek Restorasi Mangrove yang Gagal
-
Heboh! Parkir di Polda Metro Jaya Berbayar, Ini Jawaban Resmi Polisi Soal Dasar Hukumnya
-
Waspada! Ratusan Pengungsi Banjir Sumatra Diserang Demam, Ini Biang Keroknya
-
Bos Maktour di Pusaran Korupsi Haji, KPK Ungkap Peran Ganda Fuad Hasan Masyhur
-
Pramono Anung Peringatkan Keras Lurah dan Camat: Tak Ada Toleransi untuk Pungli!
-
Alasan LPSK Tolak Permohonan Perlindungan Tersangka Pembunuhan Brigadir Nurhadi
-
Bandara 'Pribadi' IMIP Morowali, Karpet Merah Investor atau Ancaman Kedaulatan?
-
Dewas KPK Panggil Jaksa yang Tak Periksa Bobby Nasution dalam Kasus Korupsi Pembangunan Jalan Sumut
-
Dasco Pimpin Langsung Rapat dengan 3 Badan Intelijen, Ini Bocoran Bahasannya
-
Menteri LH Soroti Hilangnya Puluhan Ribu Hektare Hutan di Balik Bencana Sumatra