News / Nasional
Kamis, 04 Desember 2025 | 07:28 WIB
Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji, Miftah Maulana Habiburahman atau Gus Miftah di Kantor GP Ansor, Jakarta Pusat, Rabu (3/12/2025) malam. [Suara.com/Faqih]
Baca 10 detik
  • Gus Miftah nilai bencana Sumatra layak ditetapkan sebagai bencana nasional.
  • Ia sebut bencana terjadi akibat ulah tangan manusia, bukan alam semata.
  • Data BNPB mencatat total korban jiwa mencapai 770 orang, 463 hilang.

Suara.com - Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji, Miftah Maulana Habiburahman alias Gus Miftah, menilai bencana tanah longsor dan banjir bandang di Sumatra sudah layak untuk ditetapkan sebagai bencana nasional. Menurutnya, penetapan status tersebut akan memaksimalkan upaya penanganan di lapangan.

“Secara pribadi, dengan keadaan yang ada di Sumatera hari ini, memang sepertinya layak untuk dijadikan bencana nasional,” kata Gus Miftah di Kantor GP Ansor, Jakarta, Rabu (3/12/2025).

Ia menjelaskan, jika status bencana nasional ditetapkan, maka proses evakuasi dan penanganan infrastruktur dapat berjalan lebih optimal.

“Penanganannya, infrastrukturnya, kemudian peralatan untuk evakuasi di sana tentunya lebih maksimal,” katanya.

Meski demikian, Miftah meyakini bahwa pemerintah memiliki kajian mendalam dan alasan tersendiri mengapa status tersebut belum ditetapkan hingga saat ini.

Ajak Semua Pihak Evaluasi Diri

Lebih dari sekadar penanganan, Gus Miftah juga menyoroti akar penyebab bencana. Menurutnya, musibah ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan akibat campur tangan manusia yang merusak alam.

“Kita kembali kepada firman Allah. Bahwa kerusakan di lautan dan di daratan itu pasti disebabkan akibat olah tangan manusia,” jelasnya.

Oleh karena itu, ia mengajak seluruh bangsa untuk melakukan introspeksi diri, bukan saling menyalahkan, agar musibah serupa tidak terulang di masa depan.

Baca Juga: Gus Miftah Berharap PBNU Segera Rukun dan Fokus Bantu Korban Bencana

“Ini kesalahan kita semuanya yang harus kita evaluasi. Musibah ini datang tidak spontan,” tuturnya.

Berdasarkan data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), total korban jiwa di tiga provinsi terdampak (Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat) telah mencapai 770 orang, dengan 463 orang lainnya masih dilaporkan hilang dan 2.600 orang mengalami luka-luka. Korban meninggal dunia paling banyak tercatat di Provinsi Sumatra Utara.

Load More