- Kejaksaan Agung menerjunkan Satgas PKH menyelidiki banjir bandang tiga provinsi mulai Kamis, 4 Desember 2025.
- Investigasi difokuskan pada temuan gelondongan kayu besar, menguatkan dugaan perusakan hutan di wilayah hulu.
- Tim prioritaskan pembuktian kerusakan hutan fisik sebelum menelusuri kepemilikan izin usaha terkait di lokasi bencana.
Suara.com - Di tengah duka mendalam akibat bencana banjir bandang yang menerjang tiga provinsi di Sumatra, sebuah misteri yang menyulut amarah publik mulai diselidiki secara serius.
Kejaksaan Agung (Kejagung) akhirnya mengonfirmasi telah menerjunkan tim elite-nya, Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH), untuk menelisik biang kerok di balik bencana ekologis tersebut.
Langkah tegas ini diambil menyusul temuan mengejutkan di lokasi bencana, gelondongan-gelondongan kayu berukuran besar yang terseret arus deras banjir.
Temuan ini menguatkan dugaan publik bahwa bencana ini bukan murni fenomena alam, melainkan diperparah oleh aktivitas perusakan hutan secara masif di wilayah hulu.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Anang Supriatna, membenarkan bahwa tim khusus tersebut telah bergerak senyap sejak Kamis (4/12/2025) untuk menyisir langsung titik-titik terparah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
“Satgas PKH juga sudah bergerak mendatangi beberapa lokasi yang diduga adanya perbuatan-perbuatan yang merusak lingkungan hidup sehingga rusaknya ekosistem,” kata Anang, saat ditemui di kompleks Kejaksaan Agung, Jakarta, pada Jumat (5/12/2025).
Pergerakan tim ini difokuskan pada tiga provinsi yang menjadi episentrum bencana.
“Mulai kemarin sudah bergerak di tiga wilayah itu. Baik itu di wilayah Aceh, di wilayah Sumatera Utara, dan Sumatera Barat,” lanjut Anang.
Buru Dalang di Balik Tumbangnya Hutan
Baca Juga: Kapolri Ungkap Jejak Chainsaw di Kayu Gelondongan Banjir, Dugaan Kejahatan Hutan Makin Menguat?
Anang menuturkan, prioritas utama Satgas PKH saat ini adalah mengumpulkan bukti dan fakta di lapangan terkait dugaan adanya pengerusakan kawasan hutan.
Sorotan utama tertuju pada material kayu gelondongan yang menjadi 'saksi bisu' keganasan banjir.
Kecurigaan semakin menguat setelah beredarnya video amatir dari warga yang menunjukkan beberapa kayu tersebut telah diberi label nomor menggunakan cat semprot.
Tanda ini mengindikasikan adanya aktivitas penebangan yang terorganisir sebelum bencana terjadi.
Tim kini bekerja untuk mengungkap apakah kerusakan ini disebabkan oleh pembalakan liar atau aktivitas pertambangan ilegal yang merusak tatanan alam.
“Apakah ini nantinya akibat seperti apa, pada rusaknya kawasan hutan atau akibat galian tambang, nanti didalami, yang jelas tim PKH sudah bergerak,” ucap Anang.
Berita Terkait
-
Temuan Ferry Irwandi di Langkat, Ribuan Pengungsi Banjir Tidur Berhimpitan di Atas Rel Kereta Api
-
Kapolri Ungkap Jejak Chainsaw di Kayu Gelondongan Banjir, Dugaan Kejahatan Hutan Makin Menguat?
-
Maudy Ayunda Baru Bicara soal Banjir Sumatra, Warganet: Abis Dirujak Baru Speak Up
-
Menhut Raja Juli Rahasiakan 12 Perusahaan 'Biang Kerok' Banjir Sumatra, Alasannya?
-
DPR Sentil Pejabat Panggul Beras Bantuan: Gak Perlu Pencitraan, Serahkan Langsung!
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Buntut Kayu Gelondongan di Banjir Sumatra, Puan Bicara Peluang Revisi UU Kehutanan
-
Arogansi Opang Stasiun Duri: Viral Pukuli Ojol, 2 Pelaku Diciduk Meski Korban Hilang
-
Tri Tito Lantik Anggieta Bestari Tabo sebagai Ketua TP PKK dan Tim Pembina Posyandu Papua Pegunungan
-
Bikin Korban Malu, Pria Ini Ditangkap Usai Jual Tiket BLACKPINK Palsu Seharga Rp5 Juta
-
Berkas Korupsi RSUD Rampung, Bupati Koltim Abdul Azis Cs Segera Diadili
-
Kisruh PBNU, Kader Muda Serukan Patuhi AD/ART dan Hormati Ikhtiar Islah Kiai Sepuh
-
Akhir Perjuangan Ibu Ronald Tannur, Dijebloskan ke Lapas Pondok Bambu Buntut Suap Hakim
-
Prananda Prabowo di Bali, Buka Liga Kampung Soekarno Cup II dengan Doa untuk Korban Bencana
-
Di Balik Senyum di Posko Pengungsian, Perempuan Sumatra Menanggung Beban Sunyi yang Berat
-
Kendala Teknis di Kemenhaj, Pelunasan Biaya Haji Khusus 2026 Tersendat