- KLHK menyegel operasional PT TBS di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, menyusul investigasi bencana banjir bandang.
- Penyegelan ini merupakan respons atas dugaan praktik pengelolaan lahan yang berpotensi memperburuk kondisi hidrologi wilayah tersebut.
- KLHK meminta induk perusahaan menyerahkan dokumen Amdal untuk audit kepatuhan lingkungan secara administratif dan teknis.
Suara.com - Pemerintah mengambil langkah tegas di tengah investigasi penyebab bencana banjir bandang Sumatra. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) secara resmi menyegel dan memasang plang pengawasan di area operasional perkebunan dan pabrik kelapa sawit milik PT Tri Bahtera Srikandi (PT TBS) di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Tindakan penyetopan paksa ini menjadi sorotan tajam, mengingat PT TBS merupakan anak perusahaan dari salah satu pemain besar di industri perkebunan, PT Sago Nauli Plantation (PT SNP).
Penyegelan ini merupakan respons langsung pemerintah terhadap dugaan adanya praktik pengelolaan lahan yang berkontribusi pada bencana ekologis di Sumatra.
Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menyatakan bahwa tindakan ini adalah sinyal keras bagi semua korporasi.
"Langkah ini adalah penguatan pengawasan pemerintah terhadap kegiatan usaha yang berpotensi memengaruhi tata air dan keselamatan masyarakat," ujar Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq dalam pernyataan, Kamis (11/12/2025).
Perintah penyegelan dan pemasangan papan pengawasan tersebut dikeluarkan langsung oleh Menteri Hanif pada hari Minggu (7/12/2025).
Tujuannya, menghentikan sementara seluruh operasi PT TBS yang berpotensi memperburuk kondisi hidrologi atau tata air di wilayah tersebut, sekaligus memastikan kepatuhan total terhadap regulasi lingkungan demi keselamatan publik dan pemulihan ekosistem yang rusak.
Langkah KLHK ini bukan tanpa dasar. Keputusan diambil setelah tim pengawas melakukan verifikasi lapangan menyusul laporan dampak lingkungan dan curah hujan ekstrem.
Dari verifikasi tersebut, ditemukan adanya indikasi kuat praktik pengelolaan lahan yang memerlukan klarifikasi dan investigasi lebih mendalam.
Baca Juga: Telkom Akses Gerak Cepat Pulihkan Jaringan Terdampak Banjir dan Longsor di Sumatra
Atas temuan awal itulah, plang pengawasan dipasang dan seluruh area operasional PT TBS disegel untuk menghentikan total aktivitas yang berisiko hingga seluruh dokumen dan keterangan terkait lingkungan dapat diverifikasi secara menyeluruh.
Menteri Hanif menegaskan bahwa langkah ini adalah bagian dari proses hukum yang transparan, bukan sebuah vonis.
"Penyegelan ini bukan hukuman akhir, melainkan langkah awal untuk memastikan seluruh kewajiban lingkungan dipenuhi dan aktivitas perusahaan tidak memperburuk kondisi ekologis di sekitarnya," ujar Menteri Hanif sebagaimana dilansir Antara.
Proses hukum dan administrasi dipastikan akan berjalan sesuai koridor yang berlaku. KLHK telah secara resmi meminta keterangan dari PT Sago Nauli Plantation sebagai induk perusahaan.
Pihak manajemen dipanggil untuk segera menyerahkan dokumen krusial seperti Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), izin lingkungan, serta seluruh bukti penerapan langkah-langkah pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang telah mereka lakukan.
Tim Pengawas Lingkungan Hidup kini akan melakukan audit kepatuhan, baik secara administratif maupun teknis. Penilaian akan mencakup praktik konservasi tanah, sistem pengelolaan drainase, hingga upaya mitigasi erosi yang seharusnya diterapkan untuk mencegah dan mengendalikan banjir.
Berita Terkait
-
Ketika Mensos Bicara Izin, Wapres Gibran Justru Apresiasi Ferry Irwandi dan Praz Teguh Soal Donasi
-
Telkom Akses Gerak Cepat Pulihkan Jaringan Terdampak Banjir dan Longsor di Sumatra
-
Aksi Komeng Hibur Korban Banjir Sumatra Tuai Pujian, Warganet: Mending Gini
-
Lilin Nusantara Dukung Langkah Kapolri Usut Penyebab Banjir Sumatra, Ini Alasannya
-
Bencana Banjir Sumatra, BAKTI Komdigi Sediakan 18 Akses Internet dari Satelit Satria-1
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
-
Sepanjang Semester I 2025, Perusahaan BUMN Lakukan Pemborosan Berjamaah Senilai Rp63,75 Triliun
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
Terkini
-
Geger Kayu Log Terdampar di Lampung: Polisi Pastikan Milik Minas Pagai Lumber, Kasus Dihentikan
-
Tangis Korban Ayu Puspita Pecah: Venue Belum Dibayar H-1, Kerugian Kini Tembus Rp26 Miliar
-
Mahfud MD Soroti 1.038 Penahanan Aktivis Pasca-Demo Agustus, Desak Kapolri Lakukan Penyisiran Ulang
-
Aceh Masih Gelap Pascabencana, DPR Desak ESDM Percepat Pemulihan Listrik
-
Otto Hasibuan Heran: Masyarakat Benci Polri, Tapi Orang Ramai Rela Bayar Demi Jadi Polisi
-
Mobil Berstiker BGN Tabrak Sekolah di Cilincing, 19 Siswa Jadi Korban, Polisi Dalami Motif Sopir
-
Update Bencana Sumatera 11 Desember: 971 Orang Meninggal, 255 Hilang
-
Pemulihan Psikososial di Sumatra, Lebih Dari 50 Persen Siswa Masih Alami Sedih dan Cemas
-
Pramono Anung Pastikan Perawatan Korban Mobil Terabas Pagar SD di Cilincing Ditanggung Pemprov
-
Pramono Anung: 21 Orang Jadi Korban Imbas Mobil Terabas Pagar SD di Cilincing