- Kamis (11/12) pagi, delapan santriwati MBS Blora tenggelam saat mencari kerang di Sungai Lusi, empat di antaranya hilang.
- Dugaan awal, tragedi terjadi karena santriwati terpeleset arus deras; tiga orang berhasil selamat tersangkut batang pohon.
- Tim gabungan menemukan satu korban meninggal pukul 13.00 WIB; pencarian empat korban lain masih dilakukan intensif.
Suara.com - Suasana duka yang mendalam menyelimuti aliran Sungai Lusi di Kelurahan Kedungjenar, Blora, setelah sebuah tragedi merenggut keceriaan para santriwati Muhammadiyah Boarding School (MBS) Tahfidzul Qur’an Al Maa’uun.
Delapan santriwati dilaporkan tenggelam saat beraktivitas di tepi sungai pada Kamis (11/12) pagi, dengan empat di antaranya hingga kini masih hilang ditelan derasnya arus.
Insiden memilukan yang terjadi sekitar pukul 06.30 WIB ini bermula dari kegiatan sederhana para santriwati yang berniat mencari kerang di tepi sungai. Namun, aktivitas tersebut berubah menjadi mimpi buruk dalam sekejap.
Kasatreskrim Polres Blora, AKP Zaenul Arifin, menjelaskan detik-detik mengerikan saat beberapa santriwati terpeleset dan tak mampu melawan arus sungai yang kuat.
“Diduga beberapa dari mereka terpeleset dan terseret arus sungai yang cukup deras. Tiga santriwati berhasil selamat setelah tersangkut di batang pohon," ujarnya saat dikonfirmasi di Blora, Kamis (11/12/2025).
Seketika, operasi pencarian besar-besaran dilancarkan. Tim gabungan yang terdiri dari BPBD Blora, Basarnas, TNI, Polri, dan puluhan relawan langsung menyisir setiap jengkal aliran sungai.
Harapan sempat meredup ketika sekitar pukul 13.00 WIB, tim SAR gabungan menemukan satu dari empat santriwati yang hilang dalam kondisi sudah tidak bernyawa, sekitar 100 meter dari lokasi awal kejadian.
Proses pencarian empat korban lainnya berlangsung dramatis. Tim harus berjuang melawan arus sungai yang deras, yang menjadi hambatan terbesar dalam upaya penyisiran menggunakan perahu karet maupun penyelaman manual.
“Kami terus berupaya maksimal untuk menemukan para korban lainnya. Mohon doa dari masyarakat agar semuanya segera ditemukan,” kata Arifin sebagaimana dilansir Antara.
Baca Juga: Dianggarkan Rp15,3 Miliar, Ahmad Luthfi Tinjau Langsung Perbaikan Jalan TodananNgawen Blora
Belakangan terungkap, aktivitas para santriwati di sungai tersebut ternyata dilakukan tanpa pengawasan penuh.
Berdasarkan keterangan pendamping santri, kegiatan ini terjadi secara spontan setelah para santri mengikuti tes di sekolah. Mereka awalnya bermain di rumah salah satu ustaz sebelum berjalan-jalan santai bersama rombongan besar sekitar 60 santri.
Sebagian dari rombongan itu kemudian memisahkan diri menuju tepi Sungai Lusi untuk bermain.
“Alhamdulillah, dari pihak Al-Azhar tadi menyampaikan bahwa sebagian santri dinyatakan selamat. Anak-anak ini biasa bermain ke rumah ustaz, dan kalau air sungai sedang kecil mereka sering mencari kerang,” ujar Arifin, menirukan keterangan pihak pendamping.
Namun, ia menegaskan bahwa aktivitas fatal di hari nahas itu dilakukan tanpa sepengetahuan sang pendamping.
“Beliau baru mengetahui setelah kejadian,” lanjutnya.
Berita Terkait
-
Dianggarkan Rp15,3 Miliar, Ahmad Luthfi Tinjau Langsung Perbaikan Jalan TodananNgawen Blora
-
Geger Surat Perjanjian MBG di Sleman hingga Blora: Jika Anak Keracunan, Ortu Wajib Diam!
-
Total 5 Korban Tewas, Balita Ikut jadi 'Tumbal' Terbakarnya Sumur Minyak Ilegal di Blora
-
Belasan Pemuda Hendak Lempar Batu ke Gedung DPRD Blora, Sambo yang Pertama Ketangkap
-
6 Potret Rumah Pratama Arhan di Blora: Sederhana, Sempat Beralaskan Tanah dan Berdinding Kayu
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
Kemenhut Bongkar Dugaan Pencucian Kayu Ilegal di Sumut, Penyidikan Menyeret Sejumlah Pemilik PHAT
-
Geruduk KPK, Warga Pati Teriak Minta Bupati Sudewo Pakai Rompi Oranye Korupsi Rel Kereta
-
Atalia Praratya Resmi Gugat Cerai Ridwan Kamil di PA Bandung, Buntut Kasus Lisa Mariana?
-
Polisi Mulai Olah TKP Pasar Induk Kramat Jati, Warga Dilarang Mendekat
-
Pasar Jaya Gerak Cepat, Penampungan 350 Pedagang Kramat Jati Siap dalam 3 Hari
-
Habib Syakur: Gosip Dito Ariotedjo-Davina Tak Boleh Tutupi Fokus Bencana Sumatra
-
Toko Plastik Simpan Karbit Diduga Sumber Api Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati
-
Kemenbud Resmikan Buku Sejarah Indonesia, Fadli Zon Ungkap Isinya
-
Respons Imbauan Mensos Donasi Bencana Harus Izin, Legislator Nasdem: Jangan Hambat Solidaritas Warga
-
Pagi Mencekam di Pasar Kramat Jati, 350 Kios Pedagang Ludes Jadi Arang Dalam Satu Jam