News / Nasional
Sabtu, 13 Desember 2025 | 12:41 WIB
Duel Timnas Indonesia vs Myanmar di laga penentuan Grup C SEA Games 2025. (ANTARA FOTO/NAY/sth/foc)
Baca 10 detik
  • Kegagalan Timnas Indonesia U-22 di fase grup SEA Games 2025 Thailand memicu reaksi dari DPR RI.
  • Wakil Ketua Komisi X DPR RI menilai hasil ini adalah peringatan keras bagi seluruh pemangku kepentingan olahraga nasional.
  • Kegagalan ini dilihat sebagai persoalan sistemik yang mengakar pada persiapan dan program pembinaan sepak bola nasional.

Suara.com - Tersingkirnya Timnas Sepak Bola Indonesia U-22 di fase grup ajang SEA Games 2025 Thailand memicu reaksi dari DPR RI.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, menilai kegagalan ini sebagai peringatan keras bagi federasi dan seluruh pemangku kepentingan olahraga nasional.

Ia menegaskan, bahwa kemarahan dan kekecewaan yang dirasakan masyarakat saat ini adalah hal yang sangat wajar.

Pasalnya, skuad Garuda Muda harus angkat koper lebih awal, sebuah hasil yang jauh dari ekspektasi publik.

"Sungguh disayangkan bahwa tim sepak bola Indonesia di SEA Games Thailand harus pulang lebih awal. Kegagalan lolos dari fase grup ini merupakan peringatan keras, dan publik berhak kecewa," ujar Lalu saat dihubungi Suara.com, Sabtu (13/12/2025).

Menurut Legislator dari Fraksi PKB ini, performa Timnas di Thailand seolah memutar balik waktu ke masa-masa suram sepak bola nasional.

Ia menyayangkan pola lama yang kembali terulang: memberikan harapan tinggi di awal, namun berakhir dengan hasil yang mengecewakan.

"Tim seperti kembali ke pola lama, penuh harapan namun berakhir dengan kekecewaan," katanya.

Sebagai pimpinan di komisi yang membidangi olahraga, Lalu menyoroti bahwa kegagalan ini tidak boleh disederhanakan hanya sebagai kekalahan teknis di lapangan hijau.

Baca Juga: Maaf PSSI, Timnas Indonesia Memang Layak Pulang Cepat dari SEA Games Kali Ini

Wakil Ketua Komisi X DPR Lalu Hadrian Irfani. [Suara.com/Bagaskara]

Ia melihat adanya persoalan mendasar yang belum tuntas dibenahi.

"Menurut saya ini adalah persoalan sistemik yang sudah lama mengakar: mulai dari persiapan, hingga program pembinaan," tegasnya.

Lalu mengingatkan bahwa menetapkan target juara tidak cukup hanya dengan modal semangat atau mengandalkan kemampuan individu pemain semata. Diperlukan peta jalan yang matang untuk mencapai podium tertinggi.

"Target medali perak atau emas, harus diikuti dengan strategi yang jelas dan eksekusi yang solid, bukan hanya mengandalkan kejutan atau potensi individu semata," pungkasnya.

Load More