- Penembakan brutal terjadi pada Minggu (14/12/2025) di Bondi Beach, Sydney, saat acara keagamaan Yahudi berlangsung.
- Insiden ini menewaskan sembilan orang dan melukai sebelas lainnya, memicu dugaan motif kebencian antisemitisme.
- Pihak berwenang mengonfirmasi satu pelaku tewas dan satu lainnya kritis, sementara motifnya masih diselidiki.
Suara.com - Sebuah perayaan keagamaan yang seharusnya berlangsung meriah berubah menjadi ladang pembantaian. Insiden penembakan brutal di Bondi Beach, Sydney, pada Minggu (14/12/2025), terjadi tepat di lokasi yang direncanakan untuk acara tahunan "Chanukah by the Sea", sebuah festival Hanukkah bagi komunitas Yahudi.
Serangan mengerikan yang menewaskan sembilan orang dan melukai belasan lainnya ini sontak memicu kekhawatiran akan adanya motif kebencian atau antisemitisme. Dua terduga pelaku melepaskan tembakan secara membabi buta ke arah kerumunan di pantai ikonik Australia tersebut, menebar teror dan kepanikan massal.
Meskipun pihak berwenang Australia belum memberikan komentar resmi mengenai motif serangan, kecaman keras datang langsung dari Presiden Israel, Isaac Herzog. Ia dengan tegas menyebut insiden ini sebagai "serangan kejam terhadap orang Yahudi" dan mendesak pemerintah Australia untuk meningkatkan perang melawan antisemitisme.
Menurut laporan France24 yang mengutip AFP, Kepolisian New South Wales mengonfirmasi bahwa selain sembilan korban jiwa, sebanyak 11 orang yang terluka dilarikan ke berbagai rumah sakit.
Pihak berwenang menyatakan salah satu terduga pelaku telah tewas, sementara yang kedua dalam kondisi kritis, meninggalkan motif di balik kekejaman ini masih menjadi misteri besar.
Bondi Beach, yang biasanya menjadi surga bagi peselancar dan turis, seketika berubah menjadi zona horor. Ratusan pengunjung berlarian menyelamatkan diri saat suara tembakan memecah ketenangan sore hari.
"Kami mendengar suara tembakan. Itu sangat mengejutkan, rasanya seperti 10 menit hanya ada suara bang, bang, bang. Terdengar seperti senjata yang sangat kuat," kata Camilo Diaz, seorang mahasiswa asal Chili berusia 25 tahun, kepada AFP di lokasi kejadian.
Layanan darurat pertama kali merespons laporan penembakan pada pukul 18:45 waktu setempat. "Sejumlah barang mencurigakan yang ditemukan di sekitar lokasi sedang diperiksa oleh petugas spesialis dan zona eksklusi telah diberlakukan," kata polisi dalam sebuah pernyataan.
'Darah di Mana-Mana'
Baca Juga: Horor di Bondi Beach: Penembakan Brutal di Pantai Ikonik Australia, 9 Orang Tewas
Kesaksian para penyintas melukiskan gambaran yang mengerikan. Seorang saksi mata yang menolak disebutkan namanya mengatakan ia secara pribadi melihat enam orang tewas atau terluka tergeletak di pasir pantai.
Pemandangan pilu terlihat di bukit berumput yang menghadap ke pantai, di mana barang-barang milik pengunjung berserakan, termasuk sebuah kereta dorong bayi yang ditinggalkan pemiliknya yang panik.
Seorang turis Inggris mengaku melihat "dua penembak berpakaian hitam" setelah tembakan meletus. "Ada penembakan, dua penembak berpakaian hitam dengan senapan semi-otomatis," ujar Timothy Brant-Coles kepada AFP, seraya menambahkan bahwa ia melihat banyak orang yang tertembak dan terluka.
Saksi lain, Harry Wilson, seorang warga lokal berusia 30 tahun, memberikan kesaksian yang lebih mengerikan kepada Sydney Morning Herald. Ia mengaku melihat "setidaknya 10 orang di tanah dan darah di mana-mana".
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menyebut pemandangan di Bondi "mengejutkan dan menyedihkan". "Pikiran saya bersama setiap orang yang terdampak," katanya dalam sebuah pernyataan resmi.
Berita Terkait
-
Horor di Bondi Beach: Penembakan Brutal di Pantai Ikonik Australia, 9 Orang Tewas
-
Bawa Kasus ke Jakarta, Pengacara Ungkap Sederet Kejanggalan Kasus Penembakan 5 Petani di Pino Raya
-
Kuasa Hukum: Banyak Pasal Dipreteli Polisi dalam Kasus Penembakan 5 Petani Bengkulu Selatan
-
Penembakan Petani di Bengkulu: Polisi Preteli Pasal Pembunuhan dan Dugaan Suap Miras
-
Sebelum Insiden Penembakan 5 Petani Bengkulu, Warga Sering Diintimidasi Buntut Konflik Agraria
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Horor di Bondi Beach: Penembakan Brutal di Pantai Ikonik Australia, 9 Orang Tewas
-
Tak Cukup di Jabar, TikToker Resbob Kini Resmi Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Harga Diri Bangsa vs Air Mata Korban Bencana Sumatera, Sosok Ini Sebut Donasi Asing Tak Penting
-
Tembus Proyek Strategis Nasional hingga Energi Hijau, Alumni UPN Angkatan 2002 Ini Banjir Apresiasi
-
Implementasi Pendidikan Gratis Pemprov Papua Tengah, SMKN 3 Mimika Kembalikan Seluruh Biaya
-
Boni Hargens: Reformasi Polri Harus Fokus pada Transformasi Budaya Institusional
-
Alarm Keras DPR ke Pemerintah: Jangan Denial Soal Bibit Siklon 93S, Tragedi Sumatra Cukup
-
Pemprov Sumut Sediakan Internet Gratis di Sekolah
-
Bantuan Tahap III Kementan Peduli Siap Diberangkatkan untuk Korban Bencana Sumatra
-
Kasus Bupati Lampung Tengah, KPK: Bukti Lemahnya Rekrutmen Parpol