Jum'at, 05 Desember 2025 | 14:04 WIB
Panut Hadisiswoyo, Ketua Forum Kehutanan Daerah (FKD) Sumatera Utara [Ist]
Baca 10 detik
  • Para pemerhati lingkungan menyoroti rencana tata ruang Sumut mengurangi luasan Ekosistem Batang Toru dari 240 ribu menjadi 163 ribu hektar.
  • Kawasan Ekosistem Batang Toru berfungsi vital menahan erosi dan mengurangi risiko bencana hidrometeorologi di Tapanuli Tengah.
  • Perlu pengawalan publik dan transparansi agar tata ruang tidak dikalahkan kepentingan investasi ekonomi ekstraktif jangka pendek.

Penguatan Kawasan Ekosistem Batang Toru dalam tata ruang tidak sekadar keputusan teknokratis. Hal itu merupakan komitmen moral dan politik untuk menjamin masa depan wilayah ini tetap aman dari ancaman bencana yang semakin sering dipicu perubahan iklim.

Dengan meningkatnya intensitas curah hujan ekstrem dan berbagai kejadian banjir dan longsor yang telah memakan korban, kami menyerukan agar tata ruang benar-benar menempatkan kawasan rawan bencana sebagai prioritas utama.

Ekosistem Batang Toru—sebagai kawasan strategis dan penyangga alami—harus menjadi landasan setiap kebijakan pemanfaatan ruang. Pengawalan publik dan transparansi proses menjadi kunci agar tata ruang tidak disesatkan oleh kepentingan ekonomi ekstraktif, tetapi diarahkan pada perlindungan keselamatan masyarakat dan kelestarian lingkungan jangka panjang.

Panut Hadisiswoyo 
Ketua Forum Kehutanan Daerah (FKD) Sumatera Utara

Load More