Suara.com - Penumpang kadang, secara tidak sengaja, meninggalkan barang-barang pribadi di kereta api. Yang paling sering adalah telepon genggam dan dompet.
Namun seorang penumpang di Swiss ini meninggalkan barang yang sungguh tidak biasa: satu tas penuh dengan emas. Tidak tanggung-tanggung, total emas yang ditinggalkan di gerbong kereta ini 3 kg.
Nilai emas yang ditinggalkan di kereta yang melayani rure antara St Gallen dan Lucerne sekitar 191.000 dolar AS atau sekitar Rp2,6 miliar.
Emas itu ditemukan tergeletak di gerbong pada Oktober 2019 dan hingga sekarang pihak berwenang tak bisa menemukan sang pemilik. Itulah sebabnya, pihak berwenang di Swiss mengumumkan penemuan emas ini sekarang.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada juga orang atau pihak yang mengklaim sebagai pemilik emas ini.
Aturan di Swiss menyebutkan siapa pun yang memiliki emas ini memiliki waktu lima tahun untuk mengeklaim kepemilikan.
Bukan sekali ini barang yang sangat berharga tertinggal di transportasi umum
Stephen Morris, warga Inggris, pernah meninggalkan biola langka buatan tahun 1709 senilai 250.000 Poundsterling atau sekitar Rp4,3 miliar di kereta, pada akhir Oktober 2019.
Di moda transportasi ini, Morris membawa sepeda dan biola. Ketika ia meninggalkan gerbong, hanya sepeda yang ia bawa, sementara biolanya terlupakan.
Baca Juga: DPR : Perawatan Alutsista Terbatas Situasi Operasional dan Anggaran
Morris menggambarkan biolanya sebagai "benda bersejarah" dan "seperti kehilangan tangan" ketika menyadari ia secara tak sengaja meninggalkannya di gerbong kereta.
Untunglah, beberapa hari kemudian "seseorang yang menemukan" biola itu mengontaknya.
Sebelumnya, melalui media sosial Morris meminta kepada siapa pun yang menemukan biola untuk mengembalikan alat musik ini kepadanya.
Di Jerman, seorang laki-laki juga secara tak sengaja meninggalkan vas karya Pablo Picasso senilai 10.000 euro (sekitar Rp154 juta) pada Februari 2019.
Ia naik kereta dari Kassel ke Dusseldorf dan harus pindah kereta di kota Hamm.
Saat pindah kereta inilah ia lupa membawa tas berisi vas buatan tahun 1953 itu.
Berita Terkait
-
Bank Indonesia Dikabarkan Jual Cadangan Emas Batangan 11 Ton, Buat Apa?
-
Siap Sambut QRIS di Arab Saudi 2026, Fintech RI Mulai Sediakan Dompet Digital
-
Catat! Daftar Kereta Api yang Berhenti di Stasiun Jatinegara Pada Jumat dan Perayaan HUT ke-80 TNI
-
Cek Daftar Lengkap Kereta Jarak Jauh yang Berhenti di Stasiun Jatinegara Selama HUT ke-80 TNI
-
Keajaiban Musim Gugur Colorado: Petualangan Kereta Api yang Memukau Hati!
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Honda Stylo 160 Arjuno Akan Dipamerkan di Pameran Modifikasi Jepang
-
MaxDecal Memacu Kreativitas Kustom Kultur Indonesia Lewat Produk Stiker Berkualitas
-
JAECOO Sajikan Pengalaman SUV Premium J8 SHS ARDIS di Pusat Perbelanjaan
-
5 Rekomendasi Motor Listrik yang Menggunakan Baterai Swap, Harga Terjangkau!
-
New Honda ADV160 Ditargetkan Terjual Sebanyak 200 Unit Perbulan di Wilayah NTB
-
Pabrik Geely di Purwakarta untuk Kebutuhan Domestik, Tapi Juga Siap Ekspor
-
Motul Meriahkan Kustomfest 2025 dengan Peluncuran Produk Pelumas Terbaru
-
Penampakan Mobil Mercy Ringsek di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Milik Siapa?
-
5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
-
Pebalap Binaan Astra Honda Melesat di IATC Mandalika