Suara.com - Kementerian Kesehatan didesak lebih serius dalam menangani masalah flu burung. Pasalnya, penyakit flu burung sering kali muncul pada waktu pergantian musim dan di daerah –daerah yang terkena banjir dan sering kali langsung mewabah setelah banjir berlalu.
Karena itu, anggota Komisi IX DPR Poempida Hidayatullah mengatakan, diperlukan peningkatan kewaspadaaan oleh seluruh masyarakat untuk dapat mengantisipasi segala sesuatu terkait kemungkinan penyebaran wabah flu burung.
“Pemerintah harus segera tanggap dalam menangani masalah flu burung,” ujar Poempida, dalam keterangan pers, Rabu (12/2/2014).
Dia menambahkan, sepanjang bulan Januari 2014 saja kematian unggas menyebutkan, jumlah unggas yang dinyatakan suspect flu burung mencapai 20.200 ekor. Dari jumlah tersebut, 5.290 ekor unggas mati.
Jumlah ini lebih sedikit dibanding Januari tahun lalu. Disamping itu, sepanjang tahun 2013, unggas yang terkena flu burung mencapai 16.977 ekor. Dari jumlah itu, sebanyak 7.661 ekor mati. Adapun unggas yang terkena flu burung itu terdiri dari itik, ayam petelur, entog, bebek, ayam kampung super, ayam kampung, ayam broiler dan ayam layer.
“Pemerintah seharusnya sudah mempersiapkan vaksin-vaksin untuk menghadapi kondisi ini, jangan sampai malah di daerah-daerah terjadi kekurangan atau bahkan kekosongan stok vaksin,” tegas politisi Partai Golkar ini.
Beberapa bulan terakhir ini isu penyebaran flu burung kembali menyeruak di Indonesia. Sampai awal Februari saja terhitung sudah 5 Kabupaten di yang terindikasi terkena virus flu burung (H5N1). Daerah itu antara lain Indramayu, Trenggalek, Bandar Lampung, Kuningan dan Sragen. Bahkan di Sragen hanya dalam beberapa hari terakhir sudah sekitar 3000 ekor mati.
Poempida menghimbau kepada pemerintah khususnya Kementerian Pertanian untuk segera menyelesaikan program pembuatan vaksin-vaksin. Tidak terkecuali vaksin flu burung atau Avian Influenza (AI). Hal ini menjadi penting dikarenakan kondisi Indonesia sendiri yang diterjang berbagai bencana terutama banjir sehingga peluang terjangkitnya penyakit menjadi semakin tinggi.
Tag
Berita Terkait
-
Setelah Kasus Gigitan Anjing Rabies, Tabanan Evakuasi Anjing Liar
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
ASI Itu Bodyguard, Vaksin Itu Sniper: Kenapa Bayi Butuh Dua-duanya, Bukan Cuma Salah Satunya!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Silsilah Bodong Pemain Naturalisasi Malaysia Dibongkar FIFA! Ini Daftar Lengkapnya
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
Terkini
-
Cadangan Devisa Indonesia Makin Menipis Tembus Rp 2.469 Triliun
-
Dedi Mulyadi Tarik Donasi Rp 1.000 per Hari, Purbaya Sebut Bukan dari Pemerintah Pusat
-
IHSG Perkasa di Sesi I, Diprediksi Sentuh Level Ini
-
Usai Himbara, Giliran Bank Jakarta Kebagian Dana Purbaya Rp 10-20 Triliun
-
Begini Penjelasan Pakar Energi Soal Kandungan Etanol pada BBM Murni
-
IESR: Penguatan SDM Jadi Kunci Transformasi Sektor Energi Nasional
-
Purbaya Girang Pramono Mau Bangun Gedung Baru Bank Jakarta: Saya Enggak Keluar Uang
-
APBD Jakarta Dipangkas Hampir Rp 20 T, Menkeu Purbaya Guyon Masih Bisa Dipotong Lagi
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Gubernur Bank Indonesia Sebut Tiga Pilar Bangun Ekonomi Syariah, Apa Saja?