Suara.com - Pemerintah diminta menegakkan keadilan serta perlindungan terhadap industri dalam negeri. Pasalnya, kinerja neraca perdagangan pemerintah tahun 2013 menunjukkan angka defisit tertinggi selama 7 tahun terakhir, yang mencapai US$ 4,08 miliar.
“Bayangkan betapa besarnya potensi kerugian negara jika pemerintah tidak fair dan tidak melindungi produk-produk domestik,” ujar Ketua Komisi VI DPR RI Airlangga Hartanto, dalam siaran pers, Rabu (5/3/2014).
Menurut Airlangga, perlindungan pada industri dalam negeri masih minim. Padahal, mereka membutuhkan modal yang besar untuk membuat industri, sedangkan margin keuntungan yang didapatkan sangat kecil.
Selain itu, katanya, dampak yang diberikan cukup besar dalam membuka lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja. Keadilan kepada industri dalam negeri harus diberikan seutuhnya, sebab selama ini ada industri yang mendapatkan izin untuk melakukan impor barang jadi hingga 100 ribu ton, tapi mereka berproduksi hanya 5 ton saja.
Karena itu, lanjut Airlangga, Partai Golkar mendesak pemerintah untuk segera memberikan perlindungan dan keadilan terhadap produksi dalam negeri. Khususnya, ditengah terpaan membanjirnya produk-produk impor asal Cina yang menerpa pasar domestik Indonesia.
“Ini peluang dan tantangan serius yang harus segera dijalankan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kalau tidak, sekali lagi pemerintah akan membuang-buang momentum pertumbuhan,” tegas Airlangga.
Berita Terkait
-
Insentif Mobil Listrik Dinilai Lemahkan Kinerja Industri yang Sudah Eksis
-
Kepala BPOM: Impor Obat Gila-gilaan, Saatnya Indonesia Revolusi Industri Farmasi
-
Dampak Negatif Terhadap Industri Otomotif Jika Insentif Mobil Listrik Impor Berlanjut
-
Pesta Diskon Mobil Listrik Impor Segera Usai, Pemerintah Setop Insentif Akhir 2025
-
Insentif Mobil Listrik Impor Berakhir Tahun Ini, Belum ada Kelanjutan Regulasi
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sinyal Kuat Menkeu Baru, Purbaya Janji Tak Akan Ada Pemotongan Anggaran Saat Ini
-
Lampung Jadi Pusat Energi Bersih? Siap-Siap Gelombang Investasi & Lapangan Kerja Baru
-
Dirut Baru Siap Bawa Smesco ke Masa Kejayaan
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Di Tengah Badai Global, Pasar Obligasi Pemerintah dan Korporasi Masih jadi Buruan
-
Telkomsel, Nuon, dan Bango Kolaborasi Hadirkan Akses Microsoft PC Game Pass dengan Harga Seru
-
Sosok Sara Ferrer Olivella: Resmi Jabat Kepala Perwakilan UNDP Indonesia
-
Wamen BUMN: Nilai Ekonomi Digital RI Capai 109 Miliar Dolar AS, Tapi Banyak Ancaman
-
Netmonk dari PT Telkom Indonesia Berikan Layanan Monitoring Jaringan Mandiri
-
Tantangan Berat Tak Goyahkan PGAS: Catat Laba Bersih Rp2,3 Triliun di Tengah Gejolak Global