Suara.com - Riset yang dilakukan Manulife Asset Management menyebutkan, angkatan kerja usia lanjut Indonesia yaitu 40 persen jika dibandingkan tujuh negara Asia dalam survei tersebut.
"Negara berkembang di Asia rata-rata sebesar 29,7 persen (hingga 39,8 persen) dan negara maju di Asia sebesar 15 persen," kata Director of Business Development PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Putut E. Andanawarih di Jakarta, Selasa (15/4/2014).
Dia mengatakan, cakupan skema program pensiun wajib relatif rendah di antara negara berkembang seperti Tiongkok, Indonesia, Malaysia, dan Hong Kong yaitu 18,8 persen. Menurut dia, kekayaan finansial per orang dewasa dari ketiga negara tersebut yang harus dibayar relatif rendah yaitu rata-rata 8.655 dolar Amerika.
Putut membandingkan dengan negara maju di Asia seperti Hong Kong, Jepang, Singapura, dan Taiwan yang partisipasi angkatan kerja usia lanjut relatif rendah yaitu 6,3 persen hingga 25,7 persen. Sementara itu menurut dia, cakupan program pensiun wajib relatif tinggi rata-rata 61,5 persen.
"Kekayaan finansial per orang dewasa yang harus dibayar relatif tinggi rata-rata 134.766 dolar Amerika," katanya.
Sementara itu delapan negara Asia (Indonesia, Malaysia, Tiongkok, Malaysia, Singapura, Jepang, Hong Kong, dan Taiwan) memanjangkan usia pensiun para pekerja disebabkan angkatan kerja muda semakin sedikit," ujarnya.
Putut mengatakan ke delapan negara itu memanjangkan usia pekerja untuk menopang pertumbuhan ekonomi sehingga terpaksa melakukan hal tersebut. Menurut dia, di saat yang sama pemerintah memberi kesempatan kekayaan finansial warganya itu.
"Namun apakah para pensiunan bekerja itu tenang? Karena mereka menghadapi 3K yaitu Kehidupan, Kesehatan, dan Kesempatan kerja," ujarnya.
Dia menjelaskan, pensiunan yang bekerja di usia lanjut menandakan usianya semakin panjang sehingga membutuhkan biaya besar dalam pemenuhannya. Selain itu menurut dia, pensiunan menghadapi masalah kesehatan apabila dibandingkan dengan pekerja di usia muda.
"Lalu kesempatan kerja para pensiun belum tentu terbuka dibandingkan pekerja usia muda," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
RI Darurat Pengangguran! 7,28 Juta Orang Tidak Bekerja
-
Hamil di Usia 40 Tahun ke Atas? Ini 3 Kiat Penting dari Dokter
-
Kualitas Angkatan Kerja RI Bergantung Kolaborasi Mutual Antara Pendidikan dan Pelaku Industri
-
Buka-bukaan Sekjen Kemnaker Soal Tantangan Masa Depan Ketenagakerjaan Indonesia
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025