Suara.com - Pengembang properti, PT Prioritas Land Indonesia menilai saat ini investor sektor properti masih menunggu hasil Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014, sebelum melakukan langkah-langkah ekspansi investasi selanjutnya.
"Menjelang Pilpres 2014, para investor properti sepertinya masih menanti kepastian mengenai siapa pemimpin baru yang terpilih sebelum berinvestasi," kata Direktur Utama PT Prioritas Land Indonesia, Marcellus Chandra dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (21/4/2014).
Ia mengakui saat ini memang relatif terjadi penurunan penjualan produk properti hampir untuk seluruh jenis properti, tetapi ia meyakini penurunan tersebut bersifat sementara.
Menurut dia, respons positif terhadap pasar untuk sektor properti dinilai akan kembali terjadi selepas penyelenggaraan pemilu nanti.
"Fenomena ini biasanya hanya sementara, selepas pesta demokrasi ini, biasanya pasar properti akan kembali bergairah," katanya.
Ia juga mengutarakan harapannya agar siapapun sosok yang terpilih menjadi presiden nantinya bakal dapat mendapat respons yang positif dari pasar properti.
Sebelumnya, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Indonesia Property Watch menyatakan dampak penyelenggaraan Pemilu 2014 bukanlah menjadi faktor utama yang menjadikan perlambatan pertumbuhan sektor properti di Tanah Air.
"Dampak pemilu meski bukan faktor utama perlambatan pasar properti, namun cukup membuat para pengembang melakukan strategi efisiensi karena berbarengan dengan melambatnya pasar properti," kata Direktur Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda.
Ia mengungkapkan bahwa tingkat penjualan properti di kuartal awal tahun 2014 diperkirakan menurun terutama untuk segmen menengah atas. Para pengembang, ujar dia, memilih untuk tidak melakukan ekspansi lebih jauh sampai tahun 2015. "Kondisi pemilu merupakan kondisi sementara pasar properti," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
CBDK Guyur Rp3 Miliar untuk Latih Talenta Lokal di Sektor Bisnis dan Teknologi
-
Gairahkan Sektor Komersial, Kawasan Properti Ini Bidik 90.000 Captive Market
-
Survei BI: Harga Properti Stagnan, Penjualan Rumah Kelas Menengah Turun
-
PANI Laporkan Proyek Ambisius Berkapasitas 104 Ribu Orang
-
Fluktuasi Ekonomi! CBDK Revisi Target Pra-Penjualan 2025 Jadi Rp508 Miliar
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Bumi Berseru Fest 2025: Telkom Umumkan 42 Inovator Terbaik, Eco Produk sampai Teknologi Hijau
-
Efisiensi Meningkat: BPPTD Mempawah Pangkas Biaya Perawatan 30% Berkat Antares Eazy
-
BSI Kantongi Izin Jasa Simpanan Emas, Harga Jadi Terjangkau?
-
Indonesia Jual Emisi Karbon 12 Juta Ton ke Norwegia, Setara Hilangkan 2,6 Juta Mobil dari Jalanan
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Pindar Lebih Bergairah, Efek Dapat Guyuran Likuiditas Rp 200 Triliun
-
Danantara Banyak Kasih Syarat KRAS Sebelum Suntik Dana Rp 8,35 Triliun
-
Garuda Indonesia Tahan Datangkan 3 Pesawat Baru, Apa Alasannya?