Suara.com - Pengelolaan fiskal dengan prinsip kedipilinan, kehati-hatian dan kesinambungan menjadi garis tegas yang terus dikedepankan untuk tetap menjaga stabilitas dan prospek positif perekonomian nasional.
Hal itu diungkapkan Staf Khusus Presiden bidang Pembangunan dan Ekonomi, Firmanzah seperti dilansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet, Senin (9/6/2014).
‘Pengelolaan fiskal 2014 dan 2015 menjadi refleksi pengelolaan fiskal yang berkesinambungan antar kepemimpinan nasional. APBN 2014 dan perubahannya yang kini tengah dikonsultasikan Pemerintah dan DPR akan dijalankan oleh dua kepemimpinan, yaitu kepemimpinan Presiden SBY dan Presiden yang terpilih nantinya.,” kata Firmanzah.
Begitu pula halnya dengan RAPBN 2015 yang disusun saat ini di bawah kepemimpinan Presiden SBY, akan dijalankan oleh kepemimpinan Presiden yang terpilih pada 9 Juli 2014 nanti.
“Artinya Presiden yang terpilih nantinya berperan penting di awal kepemimpinannya untuk menjaga kesinambungan pengelolaan fiskal (fiscal sustainability),” tegas Firmanzah.
Menurut Prof. Firmanzah, pengelolaan dan kesinambungan fiskal menjadi penting dalam sistem perekonomian nasional mengingat masih tingginya ketidakpastian global, kompleksitas pengelolaan ekonomi, serta pengalaman berharga dari krisis-krisis sebelumnya.
Ia mengingatkan, kesinambungan fiskal di masa transisi kepemimpinan nasional tidak hanya pada strategi fiskal tetapi juga pada implementasinya yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah 2014 dan 2015.
Firmanzah mengapresiasi sikap Presiden SBY yang telah menyampaikan kepada publik akan mengundang Presiden terpilih nantinya untuk melakukan serangkaian konsultasi terkait pengajuan APBN 2015 beserta Rencana Kerja Pemerintah (RKP).
Berita Terkait
-
DPR Sebut Penolakan Pemotongan TKD Wajar, Tapi Daerah Masih Punya Jalan Menuju Kemandirian Fiskal
-
Jurus 'Irit' Menkeu Purbaya: Stimulus Akhir Tahun Digeber, Tapi Tanpa Tambahan Anggaran Baru!
-
Pemerintah Siapkan 'Kado' Nataru, Stimulus Ekonomi ke-3 Siap Guyur Tiket Murah hingga PPN
-
Indef Kritik Kebijakan Fiskal Pemerintah: Sektor Riil Sakit, Suntikan Likuiditas Bukan Obatnya
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
Terkini
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Waduh, Banyak Nasabah Gunakan Pinjol Buat Main Judol
-
Serapan Lambat SAL APBN Disorot Menkeu Purbaya, Ancam Pindahkan Dana Rp 15 Triliun
-
Inflasi Indonesia Kembali Positif di September, Sentuh Laju Tercepat Sejak Mei 2024
-
Drama Saham DADA: Dari Terbang 1500 Persen ke ARB Berjamaah, Apa Penyebabnya?
-
Emiten Afiliasi Haji Isam PGUN Buka Suara Soal Lahan Sawit
-
Resmi! Pansel Dewas dan Direksi BPJS 2026-2031 Dibentuk, Seleksi Dimulai Pekan Ini
-
Menko Airlangga Bongkar Alasan Cabut PIK 2 dari Daftar PSN Prabowo
-
Telkom Dukung Kemnaker Siapkan Program Pemagangan bagi Lulusan Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!