Suara.com - Kegiatan filantropi atau kedermawanan perusahaan di Indonesia berkembang pesat dalam setahun terakhir dengan nilai sumbangan yang relatif tinggi.
Penelitian PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Center) dan Dompet Dhuafa mencatat, jumlah sumbangan yang disalurkan perusahaan mencapai Rp 8,6 triliun atau sekitar 718 miliar per bulan.
Sumbangan tersebut disalurkan oleh 455 perusahaan untuk mendukung 1856 program sosial.
Penelitian “Trend Corporate Philanthropy di Indonesia” ini dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kegiatan filantropi perusahaan yang dipublikasi di 14 media cetak dan 14 media online selama tahun 2013.
“Kami memperkirakan jumlah sumbangan perusaahaan jauh lebih tinggi dari nilai tersebut mengingat tak semua pemberitaan filantropi perusahaan mencantumkan nilai sumbangannya," kata Hamid Abidin Msi, Direktur Eksekutif PIRAC, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (19/6/2014).
Ia menambahkan, berkembangnya kegiatan filantropi perusahaan ini dipengaruhi oleh meningkatnya kesadaran perusahaan untuk menjalankan kegiatan tanggung jawab sosial.
Sementara itu, Direktur Dompet Dhuafa, M. Thoriq Helmi menjelaskan, kegiatan filantropi lebih banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang berlokasi di Jakarta (83 persen) dan wilayah lain di pulau Jawa.
Kegiatan sosial yang didukung Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perusahaan cenderung menjalankan kegiatan filantropi di sekitar lokasi perusahaan.
Kegiatan filantropi dalam bentuk penyelenggaraan kegiatan sosial dan penyaluran sumbangan terpusat di sekitar Jakarta (36 persen) dan beberapa daerah lain di pulau Jawa.
Kecenderungan ini mengindikasikan keengganan perusahaan untuk menyalurkan programnya ke daerah lain di luar Jawa yang sebenarnya jauh lebih membutuhkan bantuan.
Ditilik dari bidang atau program yang didukung, pola pemberian dukungan filantropi perusahaan tidak mengalami perubahan signifikan.
Program pendidikan (21 persen), kesehatan (20 persen) dan lingkungan (16 persen) masih menjadi program yang banyak didukung dan disumbang oleh perusahaan.
Di luar ketiga program tersebut, lanjut Hamid, program pelayanan sosial (17 persen), serta penanganan bencana (9 persen) juga masih tetap menjadi program favorit.
Berita Terkait
-
Kasus CSR BIOJK: KPK Akui Telusuri Aliran Uang ke Anggota Komisi XI DPR Selain Satori dan Heri
-
Tembus Jalur Udara, Bantuan 3 Ton Sudah Tiba di Takengon
-
Usai Tahan Heri Gunawan dan Satori, KPK Bakal Dalami Peran Anggota Komisi XI DPR di Kasus CSR BI-OJK
-
Perusahaan Didesak Alihkan Dana CSR untuk Korban Banjir, Tapi Jangan Ada Iklan Terselubung
-
Toyota Hilux Rangga Pimpin Pembangunan Toilet Umum dari Plastik Daur ulang di Lombok
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Dongkrak Produksi Minyak di Papua, SKK Migas dan Petrogas Mulai Injeksi Kimia di Lapangan Walio
-
Menperin Minta Insentif Otomotif ke Menkeu
-
Barcelona dan BRI Kolaborasi, Bayar Cicilan di BRImo Bisa Ketemu Lamine Yamal
-
IHSG Menutup 2025 di Level Tertinggi, OJK Buka Rahasia Pasar Modal RI yang Solid
-
Catatan Akhir Tahun, Aktivitas Industri Manufaktur RI Melambat
-
Cicilan HP ShopeePayLater vs Kredivo, Mana yang Lebih Murah
-
Pemerintah Tegaskan Impor Daging Sapi untuk Industri Bukan Kosumsi Masyarakat
-
Catatan Akhir Tahun: Waspada Efek 'Involusi' China dan Banjir Barang Murah di Pasar ASEAN
-
Pencabutan Insentif Mobil Listrik Perlu Kajian Matang di Tengah Gejolak Harga Minyak
-
Viral di Medsos, Kemenkeu Bantah Purbaya Jadi Otak Penyitaan Duit Korupsi Konglomerat