Suara.com - Kurs dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Kamis (30/10/2014) atau Jumat (31/10/2014) pagi waktu Indonesia bagian barat, setelah laporan produk domestik bruto (PDB) riil AS pada kuartal ketiga tumbuh lebih besar dari yang diperkirakan.
Hal itu memperkuat spekulasi pasar bahwa Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga utamanya lebih awal dari perkiraan, mengingat momentum kenaikan ekonomi.
PDB riil AS bertumbuh pada tingkat tahunan sebesar 3,5 persen di kuartal ketiga tahun ini, menurut estimasi awal yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS pada Kamis, mengalahkan estimasi
para analis untuk pertumbuhan tiga persen.
Selain itu, kata Departemen Tenaga Kerja AS, jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim awal untuk tunjangan pengangguran dalam pekan yang berakhir 25 Oktober naik 3.000 menjadi 287.000. Angka tersebut secara historis tetap pada tingkat rendah, menunjukkan pasar tenaga kerja membaik.
Data ekonomi positif konsisten dengan keputusan Fed untuk mengakhiri program stimulus pembelian aset enam tahun sehari sebelumnya, membuktikan sudut pandang bank sentral bahwa ekonomi AS terus tumbuh pada kecepatan "moderat". Selain itu, "kondisi pasar tenaga kerja terus agak membaik, dengan kenaikan lapangan pekerjaan yang mantap dan tingkat pengangguran lebih rendah".
Meskipun Fed pada Rabu mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menaikkan suku bunga untuk "waktu yang cukup" setelah berakhirnya program pembelian aset, investor masih terhibur oleh keseluruhan nada optimis The Fed tentang ekonomi dan lebih menjamin kenaikan suku bunga pada pertengahan 2015.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,2612 dolar dari 1,2646 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,6002 dolar dari 1,6022 dolar. Dolar Australia naik ke 0,8837 dolar dari 0,8805 dolar.
Dolar dibeli 109,34 yen Jepang, lebih tinggi dari 108,79 yen pada sesi sebelumnya. Dolar naik tipis menjadi 0,9562 franc Swiss dari 0,9536 franc Swiss, dan bergerak turun ke 1,1193 dolar Kanada dari 1,1197 dolar Kanada. (Antara Xinhua)
Tag
Berita Terkait
-
Rupiah Meroket Hari Ini, Ini 2 Faktor Rahasia yang Bikin Dolar AS Babak Belur
-
Rupiah Makin Perkasa Lawan Dolar AS, Ini Obat Kuatnya
-
Rupiah Mulai Kembali Pulih Lawan Dolar AS di Level Rp16.707
-
Data Neraca Transaksi Berjalan Positif, Bagaimana Nasib Dolar AS di Pasar Domestik?
-
Rupiah Masuk Zona Hijau Lawan Dolar Amerika, Terangkat Sentimen Ini
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
Terkini
-
KB Bank Perkokoh Kualitas Aset melalui Kerja Sama Sukuk dengan TBS Energi Utama
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
Bankir Ini Nilai Penggunaan AI Jadi Masa Depan Industri Keuangan
-
Operasional KRL Sampai Jam Berapa di Malam Tahun Baru? Simak Jadwalnya
-
Aguan dan Salim Mau Ciptakan Kawasan Bisnis Tepi Laut
-
Meski Banyak Tekanan Pasar Properti Tetap Tumbuh, Didukung Kebijakan Pemerintah
-
OJK: Minat Investor Asing ke Sektor Perbankan Masih Tinggi, Ini Faktornya
-
APINDO Ingatkan Pemerintah Tak Ulangi Kekacauan Penetapan UMP Tahun Lalu: Harus Pakai Formula!
-
Harga Emas Kompak Naik! Cek Rincian Terbaru Logam Mulia di Pegadaian Hari Ini
-
Riset: 77 Persen UMKM Masih Lakukan Pencatatan Keuangan Secara Manual