Suara.com - World Economic Forum East Asia 2015 yang diselenggarakan di Jakarta pada 19-21 April 2015 menjadi ajang jualan para menteri untuk menarik para investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
Guna menarik lebih banyak investor asing untuk menanamkan modal, pemerintah berencana melakukan perubahan peraturan, yang utama aturan yang berkaitan dengan tenaga kerja asing.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengungkapkan guna menarik banyak investor, akan mengubah salah satu aturan soal tenaga kerja asal Jepang yang bisa bekerja di Indonesia hanya lulusan strata 1. Sedangkan di Jepang, tidak ada tradisi bahwa pekerja yang terampil adalah lulusan S1.
"Tadi kan kita diskusi di dalam, ternyata ada keluhan soal sektor tenaga kerja asing. Misalnya komplain tentang tenaga yang datang kemari harus S1. Tetapi di Jepang tidak ada tradisi S1. Di sana yang penting D2, D3 kemudian bekerja sekian lama sehingga mereka lebih expert. Presiden merespons itu, harus diubah," ujar Sofyan saat menghadiri World Economic Forum East Asia di Hotel Sangri La, Jakarta, Senin (20/4/2015).
Selain masalah status pendidikan, para investor Jepang juga mengeluh tentang sulitnya untuk mendapatkan visa kerja di Indonesia. Pasalnya, mereka hanya berkerja dalam beberapa hari saja, namun membutuhkan waktu sekitar sebulan untuk mendapatkan visa.
"Mereka ya meminta kita untuk mengatasi masalah tersebut, pasti akan kita atasi dan akan dipercepat. Ini demi kenyamanan bersama soalnya, kalau kita mau keluar nanti juga tidak dipersulit untuk memperoleh visa, asalkan dengan alasan yang jelas. Kalau kebutuhan pabrik ada masalah, yang memerlukan expert untuk dikerjakan, kerja dua hari tapi harus tunggu visa dua minggu, hal seperti ini tidak boleh lagi," kata dia.
Sofyan sangat berharap dengan adanya ajang World Economic Forum East Asia, antara Indonesia dan negara-negara sahabat dapat menjalin hubungan kerja sama yang baik serta membangun negara khususnya Indonesia menjadi lebih baik.
"Ini kan forum diskusi, kami juga bisa introspeksi bagaimana pandangan mereka tentang Indonesia, begitu juga sebaliknya. Sehingga menjadi lebih baik lagi dan menjalin hubungan yang baik satu sama lain, baik di sektor bisnis atau hubungan kenegaraan," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
Terkini
-
Redenominasi Rupiah Bikin Harga Emas Makin Mentereng? Ini Kata Pengamat
-
Rapel Gaji PNS dan PPPK Mulai Cair November? Cek Mekanismenya
-
637 Ambulans BRI Peduli Telah Hadir, Perkuat Ketahanan Layanan Kesehatan Nasional
-
MIND ID Perkuat Komitmen Transisi Energi Lewat Hilirisasi Bauksit
-
Mengapa Bunga Pindar jadi Sorotan KPPU?
-
Rekomendasi Tempat Beli Perak Batangan Terpercaya
-
Old Money Ilegal Disebut Ketar-ketir Jika Menkeu Purbaya Terapkan Kebijakan Redenominasi
-
Fintech Syariah Indonesia dan Malaysia Jalin Kolaborasi, Dorong Akses Pembiayaan Inklusif
-
Apakah STNK Bisa Digadaikan? Jangan Asal, Baca Dulu Panduan Lengkapnya
-
Cara Mudah Beli Obligasi Pemerintah, Pilihan Investasi Aman untuk Pemula