Suara.com - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (19/5/2015) ditutup menguat sebesar 31,56 poin. Kebijakan Bank Indonesia yang mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate) menjadi sentimen positif yang mendorong penguatan IHSG.
IHSG BEI ditutup di posisi 5.269,37 atau naik 31,56 poin (0,60 persen). Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 juga menguat 6,57 poin (0,72 persen) menjadi 915,70.
"IHSG berhasil melanjutkan pergerakan positifnya seiring dengan BI rate yang belum berubah. Naiknya IHSG BEI itu juga mengindikasikan pola 'uptrend' jangka pendek yang semakin terbentuk," kata Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya.
Ia menilai keputusan BI ini dapat menjaga inflasi berada dalam sasaran 4 plus/minus 1 persen pada 2015 dan 2016. Bank Indonesia diharapkan terus mencermati berbagai faktor risiko yang mempengaruhi inflasi, apalagi menjelang bulan puasa dan lebaran.
Secara teknikal, lanjut dia, tingkat psikoligis batas atas pada 5.285 diharapkan dapat dilewati sehingga semakin memperkokoh pola tren penguatan ke depannya.
Sementara nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore melemah 16 poin menjadi Rp13.162 dari posisi sebelumnya di Rp13.146 per dolar.
"Rupiah kembali bergerak melemah seiring dengan volume transaksi di pasar valas domestik yang cenderung menurun, pelaku pasar uang cenderung menahan untuk masuk ke pasar di tengah minimnya sentimen positif," ujar Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong.
Menurut dia, menurunnya volume transaksi di pasar keuangan menunjukan kekhawatiran investor terhadap fundamental ekonomi, baik global maupun domestik yang cenderung masih melambat.
Kendati demikian, lanjut dia, adanya intervensi dari Bank Indonesia di pasar valas domestik menahan tekanan mata uang rupiah terhadap dolar AS lebih dalam. Di sisi lain, cairnya sebagian dana infrastruktur diharapkan dapat mengangkat optimisme pelaku pasar.
Lukman Leong menambahkan bahwa konsumsi masyarakat, terutama kebutuhan pokok, masih cukup mampu menopang pergerakan perekonomian domestik.
"Konsumsi masyarakat harus dapat dijaga, dengan demikian pemerintah juga harus dapat menjaga harga kebutuhan pokok sehingga tidak menimbulkan inflasi yang tinggi," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
IHSG Lesu Imbas Sentimen Global, Apa Saja Saham yang Top Gainers Hari Ini
-
IHSG Bergerak Dua Arah di Awal Sesi Jumat, Cermati Saham-saham Ini
-
IHSG Menguat Tipis Sore Ini, Apa Saja Saham yang Cuan
-
Saham Grup Bakrie dan GOTO Banjir Jual Bersih, BUMI Menjadi Top Seller
-
Dampak BI Rate Terhadap Pergerakan Pasar Saham Hari Ini
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Rujukan BPJS Kesehatan Tidak Berjenjang Mulai 2026, Akses Faskes Jadi Lebih Mudah?
-
10 Aplikasi Saham di Indonesia, Mulai dari Fee Paling Murah dan Fitur Lengkap
-
Amartha Salurkan Modal Rp30 Triliun ke 3 Juta UMKM di Pelosok
-
Indonesia akan Ekspor Sarung Tangan Medis dengan Potensi Investasi Rp 200 Miliar
-
Permudah Kebutuhan Transaksi Warga, AgenBRILink di Riau Ini Hadirkan Layanan Jemput Bola
-
Dominasi Transaksi Digital, Bank Mandiri Dinobatkan sebagai Indonesias Best Transaction Bank 2025
-
Rahasia George Santos Serap 10.000 Lapangan Kerja Hingga Diganjar Anugerah Penggerak Nusantara
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi