Suara.com - Anggota Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Disan Budi Santoso, mengharapkan agar pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) segera merubah paradigma pengelolaan energi batubara. Dia menilai, sektor batubara semestinya bukan hanya untuk penerimaan negara, melainkan merupakan sumber energi masyarakat Indonesia dan untuk kesejahteraan rakyatnya.
"Harusnya kita menempatkan batubara itu (sebagai) komoditi yang vital. Ini memperlihatkan eksistensi kita. Jadi tidak hanya strategis, tetapi harus vital," ujar Disan, dalam diskusi bertemakan "Tatakelola Batubara yang Ideal", di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (24/5/2015).
Disan menilai, pemerintah saat ini selalu melakukan ekspor hasil energi batubara, yang mencapai sebanyak 300 juta ton per tahun. Padahal menurutnya, 1 ton batubara itu setara dengan empat barel minyak. Artinya dengan begitu, pemerintah bisa dikatakan selalu melakukan ekspor sekitar 1,2 miliar barel (minyak) per tahun.
"Jika diganti batubara, itu kita melihat berapa untungnya," katanya pula.
Saat ini, menurut Disan lagi, pemerintah menjual batubara seharga USD55 per ton. Sementara untuk melakukan ekspor minyak sebesar USD65 per barel. Dengan sikap pemerintah yang demikian, itu dinilainya sangat merugikan bangsa Indonesia. Pasalnya, pemerintah telah memperlihatkan adanya penjualan energi murah, namun malah membeli dengan harga yang mahal.
"Harusnya pemerintah itu memikirkan batubara (sebagai) energi yang vital. Ini jadi eksistensi kita. Kalau tidak seperti itu, kita kalah," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025