Suara.com - Komisi Pengawasan dan Persaingan Usaha (KPPU) menilai Peraturan Presiden (Perpres) pengendalian harga pangan yang baru-baru ini diteken oleh Presiden Joko Widodo sebagai sebuah ide buruk bagi perekonomian Indonesia.
Komisioner KPPU Muhammad Syarkawi Rauf mengakui dengan adanya Perpres tersebut dapat mengendalikan lonjakan harga kebutuhan bahan pokok di seluruh Indonesia. Pasalnya, setiap daerah memiliki patokan harga yang berbeda-beda.
"Ini merupakan ide yang buruk, sulit untuk diterapkan. Apa mungkin pemerintah akan melakukan razia ke pedagang-pedagang untuk mencari pedagang yang benar menimbun beras atau enggak?. Ini justru akan membuat kegaduhan, terutama di pasar daerah. Selain itu ini akan membuat disinsentif untuk pelaku usaha baru di bidang komoditi, " ujarnya di Jakarta, Sabtu (20/6/2015).
Seharusnya, lanjut Sayarkawi, pemerintah terlebih dahulu fokus pada kelancaran distribusi dan meminimalkan biaya logistik. Selain itu, pemerintah perlu menetapkan standar harga yang jelas di setiap daerah.
"Distribusi bahan pokok itu lebih penting dari pada menentukan harga satu bahan pokok saja. Langkah yang paling bagus adalah mengontrol distribusi yg lancar, lewat biaya logistik yang murah dan memperbaiki struktur pasar," katanya.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan Harga Kebutuhan Pokok dan Barang Penting. Perpres itu bertujuan untuk menjamin ketersediaan dan stabilisasi harga barang di pasaran.
"Dengan keluarnya Perpres ini, Presiden Joko Widodo berharap masalah kelangkaan dan gejolak harga barang bisa diatasi dengan segera," kata Ketua Tim Komunikasi Presiden, Teten Masduki beberapa waktu lalu.
Tag
Berita Terkait
-
Kenaikan Harga Bahan Pokok Terus Tinggi, Kelas Menengah Banyak Kesulitan Bayar
-
Dampak Kebijakan Tarif Trump Mulai Terasa, Harga Barang-barang Pokok Mulai Mahal
-
Wapres Gibran: Perbedaan Itu Mendewasakan dan Menyatukan Kita
-
Anggota Komisi IV DPR Rajiv Minta Harga Bahan Pokok Stabil Jelang Lebaran
-
Persiapan Ramadan dan Idulfitri: Tips Belanja Bahan Pokok dengan Harga Terjangkau
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
Terkini
-
Diisukan Renggang dengan Deddy Corbuzier, Sabrina Chairunnisa Punya Deretan Bisnis Sukses
-
Nilai Tukar Rupiah Menguat pada Penutupan Perdagangan Selasa
-
IHSG Anjlok Hari Ini Imbas ADB Turunkan Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
-
Bye-bye Ganti Aplikasi! Vidio Hadirkan Fitur Belanja di Shopee Sambil Nonton
-
Pemerintah Siapkan 'Kado' Nataru, Stimulus Ekonomi ke-3 Siap Guyur Tiket Murah hingga PPN
-
BUMN Ngeluh Subsidi Belum Dibayar Kemenkeu, Purbaya: Suruh Menghadap Saya!
-
Anggaran Subsidi Energi Bocor, Menkeu Purbaya Akui Selama Ini Tak Tepat Sasaran
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Dorong PMI Jadi Wirausaha Tangguh, Mandiri Sahabatku Hadir di Taiwan
-
Bukan Permanen, ESDM: Pembelian BBM Murni Pertamina oleh SPBU Swasta Hanya Solusi Kekosongan Stok