Suara.com - Wakil Ketua Umum PAN Achmad Hafisz Tohir menilai menteri-menteri bidang pengganti dalam reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla lebih baik dibandingkan dengan menteri sebelumnya.
"Menteri hasil reshuffle kabinet sedikit lebih baik dari menteri sebelumnya, lebih senior," ujar Hafisz di Jakarta, Kamis (13/8/2015).
Khususnya menteri bidang perekonomian, menurut Hafisz, mereka memiliki pekerjaan yang lebih berat dari sebelumnya, mengingat ekonomi sedang tidak stabil.
"Kondisi ekonomi yang merosot tajam membuat daya saing terus melemah. Bahkan, habis reshuffle pun nilai tukar rupiah terhadap dolar terkoreksi beberapa poin tadi siang. Artinya dalam kondisi seperti ini tampak berat bagi kabinet untuk memperbaiki keadaan menjadi lebih baik," ujarnya.
Hafisz merangkum sejumlah catatan yang menjadi tugas menteri hasil reshuffle.
"Komoditi kebutuhan pokok mahal. Harga harga terus naik, hal ini ditandai dengan Inflasi yang terus berjalan menuju double digit," ujarnya.
Catatan berikutnya soal ekonomi yang merosot. Ekonomi Indonesia triwulan I-2015 sebesar 4.71 persen dan Triwulan II-2015 bahkan tidak ada pertumbuhan, turun merosot menjadi 4,62 persen, ini melambat jika dibandingkan pada pertumbuhan periode yang sama tahun 2014 sebesar 5,14 persen.
"Lalu Neraca Perdagangan Defisit. Ekspor turun dan impor meningkat dibanding tahun sebelumnya, pendapatan masyarakat terus merosot; terjadi inflasi di pedesaan. Ini menjadikan tingkat optimisme para pelaku bisnis menjadi turun," ujarnya.
Kemudian, industri merosot. Pertumbuhan produksi industri pengolahan/manufaktur besar dan sedang 2015 mengalami penurunan dari triwulan 2014.
"Nilai tukar rupiah ambruk. Perkembangan nilai tukar rupiah rata-rata tahun 2015 terus menurun. Pada perdagangan hari ini 12 agustus 2015 bahkan melampaui angka Rp13.600," kata dia.
Menurut Hafisz kondisi ini menunjukkan respons pasar yang kurang positif. Dia pun mempertanyakan apakah tim menteri baru ini mampu membenahi semua problem ekonomi yang dihadapi.
"Lalu pertanyaannya adalah apakah tim ekonomi Presiden Jokowi yang baru akan mampu membenahi? Seperti yang saya katakan diawal tadi bahwa walaupun sudah ada reshuffle namun pekerjaan Jokowi kedepan masih amat sangat berat," kata dia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
-
Viral Video Syur 27 Detik Diduga Libatkan Oknum Dokter di Riau
-
Dokter Lulusan Filsafat yang 'Semprot' DPR Soal Makan Gratis: Siapa Sih dr. Tan Shot Yen?
-
Gile Lo Dro! Pemain Keturunan Filipina Debut Bersama Barcelona di LaLiga
-
BCA Mobile 'Tumbang' di Momen Gajian, Netizen Mengeluh Terlantar Hingga Gagal Bayar Bensin!
Terkini
-
Anak Muda Jadi Kunci Penting Tingkatkan Literasi Keuangan, Ini Strateginya
-
Telkomsel melalui Ilmupedia Umumkan Pemenang Chessnation 2025, Ini Dia Daftarnya
-
Emiten PPRE Pakai Strategi ESG Bidik Kepercayaan Investor Global
-
Rupiah Meloyo, Ini Jurus Jitu BI, OJK, dan Bank Tingkatkan Pasar Keuangan
-
Waskita Karya Jual Saham Anak Usaha di Sektor Energi Senilai Rp179 Miliar
-
Industri Keuangan Syariah Indonesia Masih Tertinggal dari Malaysia
-
Petani Hingga Buruh Lega Menkeu Purbaya Tak Naikkan Cukai Rokok
-
Emas Antam Terbang Tinggi, Harga Per Gram Sentuh Rp 2.198.000
-
Mandiri Peduli Sekolah Tingkatkan Sarana Belajar Layak bagi Siswa di Wilayah Jabodetabek
-
IHSG Menguat Senin Pagi, Tapi Diproyeksikan Anjlok