Suara.com - Bank sentral AS atau The Federal Reserve, Kamis (17/9/2015) mempertahankan suku bunga acuannya di posisi nol, menunjuk ke penurunan dalam ekonomi global sekalipun pertumbuhan Amerika Serikat tetap stabil.
Namun dalam proyeksi yang menyertai pengumunan ini, pembuat kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS masih mengharapkan kenaikan suku bunga pada akhir tahun ini.
"Perkembangan ekonomi dan keuangan global terbaru dapat sedikit menahan kegiatan ekonomi dan cenderung memberikan tekanan turun lebih lanjut pada inflasi dalam waktu dekat," kata The Fed.
Dalam referensi yang jelas untuk gejolak baru-baru ini dipicu oleh penurunan dalam ekonomi Cina, The Fed mencatat bahwa ia "sedang memantau perkembangan di luar negeri," sekalipun bank mengatakan bahwa risiko yang dihadapi ekonomi AS masih "hampir seimbang."
Komite Pasar Terbuka Federal menghabiskan waktu dua hari untuk membahas apakah akan menaikkan suku bunga acuan federal fund yang pertama kalinya dalam lebih dari sembilan tahun, sebagai upaya melepaskan diri dari sikap kebijakan moneter yang sangat longgar sejak krisis keuangan 2008.
Walaupun demikian, FOMC mengatakan bahwa ekonomi AS sedang bergerak mantap pada kecepatan moderat, dengan belanja rumah tangga dan investasi bisnis meningkat, serta konstruksi perumahan tumbuh lebih cepat, tetapi ekspor "lemah".
Salah satu panduan penting untuk kebijakan, kekuatan pasar tenaga kerja, telah meningkat sejak pertemuan Juli, dengan berkurangnya pengenduran sejak awal tahun ini.
Namun inflasi yang menjadi masukan utama untuk mengambil keputusan, telah melemah. Meskipun ini dinilai sebagai "pengaruh sementara dari penurunan harga energi dan harga impor."
Komite juga menurunkan proyeksi inflasi untuk dua tahun mendatang, memperkirakan 1,7 persen tahun depan dan 1,9 persen untuk 2017, masih di bawah target kebijakan Fed sebesar 2,0 persen.
Namun demikian, sebanyak 13 dari 17 pejabat The Fed pada pertemuan tersebut mengindikasikan bahwa mereka mengharapkan kenaikan suku bunga pada akhir tahun ini, sebagian besar dari mereka menunjuk ke kisaran 0,25-0,50 persen.
Keputusan itu tidak mengejutkan, dan Wall Street mempertahankan keuntungan moderat, dengan S&P 500 naik 0,33 persen dalam perdagangan sore. Namun, dolar turun hampir 1,0 persen, menjadi 1,1395 dolar terhadap euro. (Antara/Reuters)
Berita Terkait
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
The Fed Pangkas Suku Bunga! Ini Imbasnya ke Ekonomi Indonesia
-
Akhir Bulan September, Cek Rincian Bunga Deposito Dolar di BNI, Mandiri dan BNI
-
Menkeu Purbaya Bantah Perintah Himbara Naikkan Bunga Deposito Valas
-
Risiko dan Peluang Pemangkasan Suku Bunga saat Tekanan Inflasi masih Berlangsung
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
Terkini
-
Pembobolan Rp 70 Miliar di RDN BCA Akibat Serangan Siber, Pihak Ini Tanggung Kerugian Nasabah
-
Bahlil: Biodiesel Bikin Devisa Negara Hemat 40,71 miliar Dolar AS
-
Bahlil: Impor Minyak 1 Juta Barel per Hari Bikin Devisa Negara 'Bocor' Rp 776 Triliun per Tahun
-
Lewat NextDev, Telkomsel Cetak Technopreneurs Unggul dengan Kurikulum Inovasi Berbasis AI
-
Percepat Swasembada Pangan, Mentan Pastikan Indonesia Siap Hentikan Impor Beras
-
OJK: Kerugian Akibat Scam Tembus Rp 6,1 Triliun
-
Izin 190 Perusahaan Tambang Dibekukan, Bahlil: Hutan Rusak, Siapa Tanggung Jawab?
-
Naik 15,6 Persen, Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Tembus 7,7 Juta Periode Juli-September
-
PP 39/2025 Terbit, Pemerintah Prioritaskan Stok Batu Bara untuk BUMN Energi dan Industri Strategis
-
Sempat ke Level Tertinggi, IHSG Akhirnya Ditutup Menguat Didorong Keperkasaan Rupiah