Suara.com - Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier menilai dua paket kebijakan ekonomi yang telah diumumkan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu kurang mengigit. Hal tersebut lantaran kebijakannya tidak memberikan dampak yang besar kepada masyarakat sehingga ketika paket tersebut diluncurkan oleh pemerintah, kondisi perekonomian di Indonesia tidak ada perubahan.
"Kalau saya lihat tidak menggigit. Soalnya paket kebijakan yang dikeluarkan itu tidak sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi perekonomian saat ini," kata Fuad di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (4/10/2015).
Salah satu kebijakan yang dinilai Fuad tidak menggigit adalah paket kebijakan insentif pajak, yakni tax holiday dan tax allowance, yang diperpanjang dari 10 tahun menjadi 20 tahun.
"Ini kan sebenarnya tidak dibutuhkan saat ini. Pengusaha saja dapat 10 tahun saja sudah bersyukur, ngapain sampai 20 tahun," katanya.
Selain itu, izin investasi industri yang dipersingkat dari delapan hari menjadi hanya tiga jam. Menurutnya, kebijakan ini tidak memberikan efek apa-apa kepada kehidupan masyarakat.
"Nggak ada efek apa-apa. Bisa delapan hari saja mereka sudah bersyukur," katanya.
Fuad menyarankan kepada pemerintah agar kebijakan dibuat bisa mendongkrak perekonomian. Ada tujuh poin saran Fuad.
1. Bebaskan deposito dan tidak mengusut asal-usul uang deposito. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pendanaan modal negara agar lebih kuat.
2. Tidak mengusut asal usul modal para dunia usaha.
3. Turunkan harga bahan bakar minyak bersubsidi. BBM merupakan mesin penggerak perekonomian masyarakat.
4. Turunkan tarif dasar listrik baik rumah tangga atau industri. Hal ini dilakukan untuk memberikan ruang kepada masyarakat dalam mengonsumsi listrik dan memperbaiki daya beli masyarakat.
5. Deregulasi total semua perizinan.
6. Longgarkan pertambangan rakyat. Hal ini lantaran pertambangan rakyat selama ini sudah menjadi penggerak perekonomian di desa-desa.
7. Untuk memberikan lapangan kerja, berikan izin asing untuk memiliki non landed house. Hal ini dinilai dapat meningkatkan lapangan kerja, karena ada pembangunan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Berapa Gaji Pertama PPPK Paruh Waktu Setelah SK Diterima, Lebih dari dari UMR?
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Ekonomi Awal Pekan: BI Rate Bertentangan Konsensus Pasar, Insentif Jumbo Pacu Kredit
-
SK PPPK Paruh Waktu 2025 Mulai Diserahkan, Kapan Gaji Pertama Cair?
-
Menkeu Purbaya Mau Hilangkan Pihak Asing di Coretax, Pilih Hacker Indonesia
-
BPJS Watch Ungkap Dugaan Anggota Partai Diloloskan di Seleksi Calon Direksi dan Dewas BPJS
-
Proses Bermasalah, BPJS Watch Duga Ada Intervensi DPR di Seleksi Dewas dan Direksi BPJS 20262031
-
Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
-
Literasi Keuangan dengan Cara Baru Biar Makin Melek Finansial
-
Bahlil: Hilirisasi Harus Berkeadilan, Daerah Wajib Dapat Porsi Ekonomi Besar