Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan jumlah industri perbankan yang ikut serta dalam program Jangka, Sinergi dan Guideline (Jaring) yang di buat OJK, telah bertambah sebanyak lima perusahaan pada tahun 2015 ini.
"Pada tahun 2015 ini ada penambahan lima bank partner baru yaitu Bank Central Asia (BCA), Maybank Indonesia, CIMB Niaga, Bank Sinarmas dan BPD Jawa Timur," kata Deputi Komisioner Pengawas Perbankan OJK Mulya E Siregar saat konferensi pers di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (3/11/2015).
Mulya menilai keikutsertaan lima bank baru tersebut sejalan dengan target program Jaring dalam jangka menengah panjang yang dimulai tahun 2016 mendatang untuk memperluas pembiayaan ke seluruh sektor maritim.
"Sesuai dengan target menengah-panjang mulai tahun 2016 yang mencakup antara lain, jasa kelautan, transportasi laut, bangunan kelautan dan industri maritim," ujarnya.
Dengan masuknya lima bank baru tersebut untuk menambah delapan bank pelopor program Jaring OJK ini yaitu BNI, BRI, Bank Mandiri, BTPN, Bank Danamon, Bank Permata, Bank Bukopin dan BPD Sulselbar, OJK memasang target pertumbuhan penyaluran kredit akan meningkat menjadi 15 persen pada 2016 mendatang.
Hingga September 2015, OJK menyatakan realisasi penyaluran kredit baru (gross) ke sektor Kelautan dan Perikanan (KP) telah mencapai Rp4,41 triliun. Nilai tersebut sudah mencapai 82,09 persen dari targer agregat delapan bank partner sebesar Rp5,37 triliun.
"Hingga saat ini pertumbuhan kredit secara year-to-date sudah tumbuh 12 persen," kata Mulya menambahkan.
Pihak OJK sebelumnya menjelaskan, sasaran jangka pendek program Jaring ini adalah menyediakan infrastruktur kepada sektor jasa keuangan dalam meningkatkan pembiayaan kepada sektor kelautan dan perikanan sebesar lebih dari 50 persen dari tahun sebelumnya.
Dari informasi yang dihimpun Antara, total pembiayaan delapan bank dan konsorsium Industri Keuangan Non Bank (IKNB) pada sektor KP pada Desember 2014 adalah Rp10,8 triliun.
Komitmen pertumbuhan pembiayaan ke sektor KP pada Desember 2015 diproyeksi akan memiliki rata rata pertumbuhan gross sebesar 66,2 persen dari Desember 2014 dengan nilai hingga Rp7,2 triliun.
Berita Terkait
-
BSI Akhirnya Kantongi Izin Simpanan Emas dari OJK
-
OJK Temukan 8 Pindar Belum Memenuhi Ekuitas Minum Rp 12,5 Miliar
-
OJK Kejar 8 Pinjol Nakal: Siapa yang Terancam Kehilangan Izin Selain Crowde?
-
OJK Mau Hapus Bank Kategori KBMI I, Aladin Syariah Bisa Naik Kelas?
-
Debt Collector Makin Meresahkan, OJK Siap Beri Sanksi
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Express Discharge, Layanan Seamless dari Garda Medika Resmi Meluncur: Efisiensi Waktu dan Pembayaran
-
COP30 Brasil: Indonesia Dorong 7 Agenda Kunci, Fokus pada Dana dan Transisi Energi
-
Redenominasi Rupiah Bikin Harga Emas Makin Mentereng? Ini Kata Pengamat
-
Rapel Gaji PNS dan PPPK Mulai Cair November? Cek Mekanismenya
-
637 Ambulans BRI Peduli Telah Hadir, Perkuat Ketahanan Layanan Kesehatan Nasional
-
MIND ID Perkuat Komitmen Transisi Energi Lewat Hilirisasi Bauksit
-
Mengapa Bunga Pindar jadi Sorotan KPPU?
-
Rekomendasi Tempat Beli Perak Batangan Terpercaya
-
Old Money Ilegal Disebut Ketar-ketir Jika Menkeu Purbaya Terapkan Kebijakan Redenominasi
-
Fintech Syariah Indonesia dan Malaysia Jalin Kolaborasi, Dorong Akses Pembiayaan Inklusif