Suara.com - Emiten properti dan konstruksi PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) mengatakan, pihaknya belum tertarik untuk mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang masuk dalam Paket Kebijakan Ekonomi Jilid VI.
Pasalnya, kawasan-kawasan yang diberikan oleh pemerintah tersebut dinilai belum bisa memberikan dampak yang baik bagi perusahaan.
"Sepertinya kita belum mau kesana ya. Soalnya kalau kita lihat daerah yang ditawarkan seperti Sulawesi khususnya di Palu belum ada prospek untuk membangun industri besar kayak smelter, mereka itu basisnya masih perdagangan," kata Yohanes Suryajaya, President Direktur SSIA saat menggelar public expose di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Selasa (10/11/2015).
Ia menjelaskan, pada dasarnya, daerah-daerah yang ditawarkan pemerintah dalam Kawasan Ekonomi Khusus dalam jangka panjang memiliki peluang yang sangat besar untuk mengembangkan industri dari sektor hulu dan hilir, namun tidak untuk industri manufaktur.
"Setiap perusahaan kan pasti punya pangsa pasar masing-masing. Nah kayaknya kita belum kesana deh pangsa pasarnya. Jadi kami belum mau masuk dalam KEK itu," tegasnya.
Yohanes mengatakan, SSIA kedepannya akan lebih konsen mengikuti tender-tender infrastruktur milik pemerintah seperti pembangunan jalan tol.
"Kita ke depan konsennya sama proyek infrastruktur pemerintah saja dulu, seperti pembangunan jalan tol," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Emiten TRON Fokus Garap Bisnis Infrastruktur Kendaraan Listrik
-
Apa Benar Emiten Properti DADA Berkantor Dekat Warung Kelontong? Manajemen Beri Pembelaan
-
Emiten Kosmetik MRAT Gaet Restock untuk Digitalisasi Gudang
-
Stop Buang Uang! Rahasia BRIN Perpanjang Umur Infrastruktur Pakai Ekstrak Kulit Buah dan Daun Teh
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025