Suara.com - Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert O. Blake mengusulkan pembentukan "desk" khusus untuk memfasilitasi investor dari negeri Paman Sam.
Pembentukan "desk" khusus itu diharapkan dapat meningkatkan investasi AS di Indonesia yang belum optimal.
"Dubes Amerika Serikat kemarin (24/11/2015) sempat bertanya apakah sudah ada desk AS di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)? Belum. Mereka akan mengusulkan pembentukan 'desk' Amerika Serikat di BKPM," kata Kepala BKPM Franky Sibarani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (25/11/2015).
Menurut Franky, "desk" Amerika Serikat dapat berkontribusi positif bagi lembaga tersebut dalam meningkatkan arus investasi yang masuk ke Indonesia. Pasalnya, nilai investasi Amerika Serikat di Indonesia saat ini belum mencapai level yang optimal. "Tim 'marketing officer' yang dimiliki oleh BKPM menangani Amerika Serikat dan Eropa, oleh karena itu, keberadaan 'desk' Amerika Serikat tentu akan lebih spesifik membantu menjangkau investor-investor Amerika Serikat yang akan menanamkan modalnya di Indonesia," ujarnya.
Berdasarkan data "FDI Market" periode 2010-September 2015, investasi Amerika Serikat ke seluruh dunia mencapai 694 miliar dolar AS. Indonesia berada di peringkat 25 tujuan investasi AS dengan menyerap nilai investasi 7,1 miliar dolar AS atau hanya setara dengan 1,03 persen. Lebih lanjut dikatakan Franky, potensi untuk menarik investasi dari Amerika Serikat masih cukup besar, mengingat sektor utama investasi Amerika belum banyak yang menanamkan modalnya di Indonesia.
Amerika Serikat berdasarkan data BKPM, juga masuk dalam daftar lima besar negara yang paling banyak menanamkan modalnya di Indonesia.
Realisasi investasi Amerika Serikat pada periode Januari-September 2015 sebesar 854 juta dolar AS. Sementara itu, total investasi Amerika di Indonesia periode 2010-September 2015 sebesar 8 miliar dolar AS dan menduduki peringkat ketiga di bawah Singapura dan Jepang. Sementara itu, mengutip data Financial Times, lima sektor utama investasi Amerika Serikat ke seluruh dunia adalah komunikasi, perangkat lunak dan pelayanan teknologi informasi, otomotif, energi dan sektor kimia. Oktober lalu, Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan ke Amerika Serikat dan berhasil membawa kesepakatan bisnis yang terkait dengan investasi senilai 2,4 miliar dolar AS.
"Kami akan pelajari keberadaan 'desk' Amerika Serikat karena dalam prosesnya dibutuhkan surat permintaan resmi dari Kedutaan Besar Amerika Serikat, setelah itu dilakukan pembahasan terutama terkait pembiayaan maupun hal-hal terkait teknis operasional desk tersebut di BKPM," jelas Franky. Hingga saat ini, BKPM telah memiliki beberapa "desk" yang secara spesifik membantu memfasilitasi investor-investor dari negara mitra investasi di antaranya Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Uni Eropa. Negara-negara tersebut menempatkan satu hingga dua orang perwakilannya di BKPM dibantu dengan beberapa staf lokal.
Lembaga tersebut juga memiliki kantor perwakilan atau Indonesia Investment Promotion Cente (IIPC) di Amerika Serikat yang berlokasi di New York. Kantor tersebut bertugas untuk memfasilitasi dan merealisasikan minat investasi pengusaha Amerika Serikat yang berminat untuk menanamkan modalnya di Indonesia. (Antara)
Berita Terkait
-
Menperin Sebut Investasi Asing Menguat ke Industri Manufaktur
-
Toyota-Pertamina Siap Bangun Pabrik Bioetanol di Lampung, Mulai Jalan 2026
-
Pemerintah Rayu Toyota Bangun Pabrik Etanol
-
PLN - BKPM Perkuat Kolaborasi di Sektor Ketenagalistrikan: Dorong Pertumbuhan Investasi
-
Investasi Asing di RI Makin Loyo di Dua Kuartal Terakhir, Ini Kata Rosan Roeslani
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
Terkini
-
CORE: Ekonomi Indonesia 2026 Resilien, Tapi Akselerasi Tertahan
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
Menkeu Purbaya Puji Bahlil: Cepat Ambil Keputusan, Saya Ikut
-
Pengusaha Kakao Lokal Minta Insentif ke Pemerintah, Suku Bunga Bisa Tembus 12%
-
7 Kontroversi Bandara Morowali: Diresmikan Jokowi, Punya 'Kedaulatan' Sendiri?
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
-
ESDM: Tahun Depan SPBU Swasta Bisa Impor BBM Sendiri Tanpa Bantuan Pertamina
-
Pemerintah Tak Perlu Buru-buru soal Tudingan Impor Beras Ilegal di Sabang
-
Dua Program Flagship Prabowo Bayangi Keseimbangan APBN 2026 dan Stabilitas Fiskal
-
10 Ide Jualan Pinggir Jalan Paling Laris dengan Modal Kecil