Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) belakangan ini sering menuai kritikan pedas dari beberapa pejabar pemerintahan termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ini disebabkan terjadinya perbedaan data pangan sehingga seolah tidak akurat dan berbeda-beda.
Menanggapi hal tersebut, Kepala BPS Suryamin menjelaskan, sampai saat ini pihaknya terus melakukan koreksi perhitungan data pangan dan mencari metedologi terbaik, sehingga menghasilkan akurasi data yang lebih optimal.
Ia menjelaskan, sebelumnya penghitungan data produksi padi dilakukan oleh BPS bersama Kementerian Pertanian.
Kementerian Pertanian melakukan pengukuran luas lahan melalui pandangan mata (Eye Estimate). Sedangkan, BPS melakukan pengukuran produktivitas melalui survei ubinan.
Survei ubinan dilakukan BPS di level kecamatan bersama Kepala Cabang Dinas dan Koordinator Statistik Kecamatan.
Berdasarkan sampel plot ubinan, maka didapatkan produktivitas padi nasional sebesar 5,2 ton per hektar. Hasil ini lantas dikalikan hasil luas lahan yang diperoleh Kementerian Pertanian.
“Karena BPS tidak melakukan penghitungan luas panen. Nah itu lah yang diduga membuat akurasinya tidak tepat,” kata Suryamin saat ditemui di kantornya, Rabu (25/11/2015).
Untuk mengatasi hal tersebut, Suryamin mengatakan BPS mulai tahun ini sudah menggelar tiga survei, yang hasilnya akan diketahui awal tahun 2016.
Namun, pihaknya belum bisa memastikan ke depan data dari institusi mana yang akan dijadikan acuan nasional, apakah data BPS atau Kementerian Pertanian.
“Akan kita tentukan metodologi yang terbaik. Apakah kita mau foto saja, tidak pakai eye estimate kayak Kementan,” ungkapnya.
Berita Terkait
-
SPPG Dorong Efisiensi Produksi Massal dan Perkuat Ekonomi Pangan Lokal
-
BPOM Ingatkan Risiko Pangan Bermasalah, Ini Tips Aman Memilih Hampers Natal
-
BPOM Ungkap Peredaran Pangan Ilegal dan Kedaluwarsa Jelang Nataru, Nilainya Capai Rp 42 Miliar
-
Harga Pangan Kompak Turun, Cabai hingga Beras Sama-Sama Terkoreksi
-
Gubernur Bobby Nasution Jamin Stok Pangan Aman Jelang Nataru
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025
-
Target Mandatori Semester II-2025, ESDM Mulai Uji Coba B50 ke Alat-alat Berat
-
Ritel dan UMKM Soroti Larangan Kawasan Tanpa Rokok, Potensi Rugi Puluhan Triliun
-
Jurus Bahlil Amankan Stok BBM di Wilayah Rawan Bencana Selama Nataru
-
Modal Dedaunan, UMKM Ini Tembus Pasar Eropa dan Rusia dengan Teknik Ecoprint
-
Perubahan Komisaris Bank Mandiri Dinilai Strategis Dukung Ekspansi Bisnis
-
Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Makin Mengkilap
-
Grab Tawarkan Jaminan Tepat Waktu Kejar Pesawat dan Kompensasi Jutaan Rupiah