Suara.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berjanji akan membangun infrastruktur perbatasan Indonesia, khususnya di Kalimantan hingga 2019, lebih baik dari Malaysia.
"Tidak hanya pos lintas batasnya minimal sama dengan Malaysia, tetapi infrastruktur pendukungnya, kami bertekad akan lebih baik dari negara tetangga itu," kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hediyanto W. Husaini di Pontianak, Sabtu (28/11/2015).
Oleh karena itu, tegasnya, pemerintah akan membangun jalan paralel perbatasan dan jalan akses menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dengan Malaysia di Kalimantan.
"Dari tujuh PLBN yang ada, memang tiga ada di Kalimantan Barat yakni, Aruk di Kabupaten Sambas, Nanga Badau di Kabupaten Kapuas Hulu dan Entikong di Kabupaten Sanggau. Dari tiga ini, Entikong terbesar," katanya.
Hediyanto memberikan contoh, salah satu jalan akses menuju PLBN Entikong yang hendak dibangun adalah dari jalan Balai Karangan - Entikong sekitar 21 km dengan empat lajur.
"Dalam satu atau satu setengah tahun ke depan, jika sudah bisa diselesaikan, sudah lebih baik dibanding Malaysia," katanya.
Jadi, tegasnya, akses menuju perbatasan ini tidak hanya untuk kepentingan prasarana transportasi, tetapi juga kebanggaan bagi negara besar seperti Indonesia.
"Untuk tahun ini, dengan anggaran Rp50 miliar yang bisa dibangun dengan melebarkan jalan eksisting sekitar 5-7 km saja dan dengan empat lajur hanya sekitar 700 meter saja," katanya.
Namun, lanjutnya, anggaran tahun depan yang lebih besar, bisa dicapai hingga 21 km, bahkan sangat dimungkinkan bisa hingga 50 km dari Entikong.
Hal yang kurang lebih sama, katanya, juga dilakukan di dua PLBN lain yakni dibangun jalan akses.
"Saat ini tiga paket pekerjaan, sedang berlangsung dengan kemajuan pembangunan kurang lebih sama, sekitar 85-90 persen karena mereka harus selesai pada 15 Desember tahun ini untuk anggaran 2015," katanya.
Hediyanto juga mengakui, kendala ya g dihadapi untuk membangun jalan akses menuju PLBN ini relatif tidak ada mulai dari persoalan lahan hingga pemakaian material.
"Semua pihak mendukung demi kemajuan bersama dan ada kesadaran kolektif bahwa kondisinya selama ini memang tertinggal dibanding Malaysia," katanya.
Data Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR menyebutkan, total jalan akses perbatasan eksisting saat ini di Kalimantan Barat sebesar 36,4 km, sedangkan di Kalimantan Utara 380,3 km dengan kondisi 109,8 km belum tembus dan di pulau terdepan lingkar Pulau Sebatik sepanjang 77 km.
Jalan Paralel Sementara itu, untuk jalan paralel perbatasan, hingga akhir tahun depan, kata Hediyanto, sekitar 400-500 km dari Aruk hingga Nanga Badau, sudah bisa dilalui, meski hanya secara fungsional.
Total jalan paralel perbatasan yang hendak dibangun pemerintah hingga 2019 di Kalimantan adalah 1793 km dengan kemampuan membuka aksesnya per tahun sekitar 200-250 km.
"Jadi, prioritas jalan paralel ini adalah yang paling dekat dengan garis perbatasan Malaysia karena itu menjadi akses pertahanan," katanya.
Kemudian untuk di Kalimantan Utara, tambah Hediyanto, sekitar 70-80 km akan menjadi prioritas untuk diselesaikan terlebih dahulu karena jaraknya paling dekat dengan perbatasan.
Untuk membuka akses jalan paralel perbatasan tersebut, kata Hediyanto, pemerintah juga melibatkan unsur lain yakni Zeni TNI AD.
Wakil Direktur Zeni TNI AD Kolonel Czi M. Munib, secara terpisah mengaku, sejak Mei 2015 pihaknya telah membuka jalan paralel perbatasan 172 km di Kalimantan Barat dan 78 km di Kalimantan Utara.
"Progres anggaran tahun ini, sudah 94 persen dan kondisi jalan sudah tembus semua," kata M. Munib.
Pemerintah menyiapkan anggaran untuk jalan paralel perbatasan di Kalimantan pada 2015 sebesar Rp1,5 triliun dan pada tahun depan akan ditingkatkan lagi dengan anggaran pendahuluan sebesar Rp1,2 triliun. (Antara)
Berita Terkait
-
Waskita Karya Jual Saham Anak Usaha di Sektor Energi Senilai Rp179 Miliar
-
Wacana akan Jadi Ibukota Politik, Mengapa IKN Dibangun di Kalimantan Timur?
-
BMKG Peringatkan Krisis Pangan Akibat Cuaca Ekstrem, Desak Pembangunan Infrastruktur Tahan Bencana
-
Pasar K3 Indonesia Dilirik Global, Peluang Bagi industri Lokal untuk Ekspansi
-
Tol Jogja-Bawen Seksi 6 Tembus 75,7 Persen, Siap Rampung Desember 2025
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Naik, Emas Antam Sudah Tembus Rp 2.322.000
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
Terkini
-
Cukai Rokok 2026 Tidak Naik, Industri Dapat Angin Segar dari Pemerintah
-
Warga Sumut Sepenuhnya Terlindungi Program JKN dengan UHC Prioritas
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Naik, Emas Antam Sudah Tembus Rp 2.322.000
-
Laporan Keuangan: BBRI Berhasil Jaga Basis Pendanaan, Laba Naik 6 Persen
-
Prompt Gemini AI Untuk Foto Profil Profesional LinkedIn dan CV
-
Antam Impor 30 Ton Emas dari Singapura, DPR Minta Kemendag dan Kemenperin Batasi Ekspor Emas
-
Inalum Akan Ambil Alih Tambang Bauksit Antam
-
Indonesia Pasar Kripto Terbesar Kedua di Asia Pasifik
-
Antrean Haji Semakin Panjang, Perencanaan Keuangan Sejak Belia Kian Penting
-
BRI Resmikan Regional Treasury Team Medan untuk Perkuat Layanan Keuangan di Sumatera