Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi (2/12/2015), bergerak menguat sebesar lima poin menjadi Rp13.775 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.780 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, di Jakarta, Rabu (2/12/2015), mengatakan, mata uang dolar AS bergerak melemah terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah setelah manufaktur Amerika Serikat mengalami kontraksi pada bulan November tahun ini.
"Pelemahan manufaktur memicu aksi ambil untung para investor di pasar uang. Untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terkahir manufaktur AS mengalami kontraksi, indeks pembelian manajer dari Institute for Supply Management (ISM) sektor manufaktur AS turun menjadi 48,6 pada November dibandingkan bulan sebelumnya 50,1 pada Oktober," katanya.
Ia menambahkan, pelaku pasar uang juga masih cukup berhati-hati untuk mengakumulasi dolar AS hingga ada kepastian bank sentral Amerika Serikat akan menaikkan suku bunga pada 15-16 Desember 2015.
"Pelaku pasar cukup berhati-hati untuk menambah posisi dolar AS menjelang keputusan kenaikan suku bunga AS," katanya.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan, mata uang rupiah melanjutkan kenaikannya terhadap dolar AS menyusul data inflasi Indonesia yang relatif stabil cenderung rendah.
Diperkirakan, laju inflasi akan lebih rendah dari target Bank Indonesia yang sebesar empat persen plus minus satu persen pada akhir tahun ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada November 2015 sebesar 0,21 persen. Dengan demikian, laju inflasi tahun kalender Januari-November 2015 tercatat mencapai 2,37 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (year on year/yoy) 4,89 persen.
Kendati demikian, menurut dia, penguatan rupiah masih cenderung terbatas seiring dengan semakin dekatnya rencana bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga acuannya. (Antara)
Berita Terkait
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan
-
Dikhawatirkan Langgar Konstitusi, Pengalihan Dana ke Bank Himbara Lemahkan Rupiah
-
Waspada! Rupiah Besok Diramal Merosot Setelah Reshuffle Kabinet
-
Rupiah Justru Perkasa di Tengah Reshuffle Kabinet
-
Rupiah Melemah ke Rp16.426 per Dolar AS, BI Janji Terus Jaga Stabilitas
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan