Suara.com - Sebanyak tiga negara yakni Malaysia, Cina dan Singapura menginvestasikan 156 proyek dengan nilai 5.516.891.000 dolar Amerika Serikat di Kalimantan Barat.
"Ada tiga negara yang telah menginvestasikan beberapa proyek pembangunan yakni, Malaysia, RRC dan Singapura, dimana hingga 30 September 2015 ini, mencapai 156 proyek dengan nilai investasi 5.516.891.000 dolar AS," kata Kepala Badan Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalbar, Sri Jumiadatin di Pontianak, Rabu.
Menurutnya, rencana investasi dari Singapura yang terbanyak yakni mencapai 69 proyek dengan nilai USD2.469.462.800. Dari jumlah tersebut, realisasinya hingga September 2015 sebanyak 45 proyek dengan nilai 1.310.081.800 dolar AS.
Setelah Singapura, rencana investasi asing terbanyak adalah Malaysia dengan nilai 1.654.580.630 dolar AS dari 64 proyek. Dari rencana tersebut realisasinya sebanyak 28 proyek dengan nilai 1.281.627.190 dolar AS.
Kemudian, untuk Cina dengan rencana investasi sebanyak 23 proyek yang nilainya mencapai 1.392.849.510 dolar AS.
"Realisasinya hingga 20 September tahun ini sebanyak dua proyek dengan nilai USD87.403.290. Investasi asing lainnya dari Korea, Hongkong, Jepang, Taiwan, dan lain-lain. Total rencana penanaman modal asing di Kalbar sebanyak 255 proyek dengan nilai USD7.476.431.280. Hingga September lalu realisasinya mencapai 110 proyek dengan nilai USD4.327.257.380," tuturnya.
Ia menjelaskan investor asing yang masuk kategori lain-lain tersebut merupakan penggabungan kepemilikan saham dan saham tersebut atas nama perusahaan. Penggabungan saham itu diantaranya dari Brunei Darussalam, Inggris, Thailand, Uni Emirat, Belanda, Kanada, Australia, Mauritius, dan Perancis.
Khusus Brunei Darussalam, lanjut Sri, investasinya di Kalbar tak banyak tampak. Investor negara tersebut lebih memilih menitipkan modal di perusahaan asing.
"Sehingga yang muncul dan tercatat di instansi kami adalah pemilik saham yang dominan. Misalnya investasi asing Singapura, padahal di dalamnya juga ada saham dari pengusaha Brunei Darussalam," tuturnya.
Dia menambahkan, Brunei Darussalam adalah negara kaya. Diharapkan pengusaha dari negara itu bisa berinvestasi dalam jumlah besar di Kalbar.
"Kami juga berunding dengan Kadin, bagaimana caranya agar dana besar dari pengusaha Brunei Darussalam bisa masuk melalui investasi yang formal ke Kalbar," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Industri Petrokimia Dinilai Punya Peluang Besar Berkembang di Indonesia
-
Cadangan Gas Turun, PGN Ungkap Tantangan Industri Migas Nasional
-
Reklamasi: Saat Kewajiban Hukum Bertransformasi Menjadi Komitmen Pemulihan Ekosistem
-
Pemerintah Mulai Pangkas Kuota Ekspor Gas Secara Bertahap
-
Kuota Mudik Gratis Nataru 2026 Berpeluang Ditambah, Cek Link Resmi dan Tujuan
-
Saham INET Melesat 24 Persen Usai Kantongi Restu OJK untuk Rights Issue Jumbo
-
Pabrik VinFast Subang Didemo Warga Kurang dari 24 Jam Setelah Diresmikan
-
Gus Ipul Datangi Purbaya, Usul Bansos Korban Bencana Sumatra Rp 15 Ribu per Hari
-
Hadapi Libur Nataru, BRI Optimistis Hadirkan Layanan Perbankan Aman
-
Nilai Tukar Rupiah Ambruk Gara-gara Kredit Nganggur