Suara.com - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan tren pertumbuhan ekonomi per kuartal di 2016 dapat kembali pulih di kisaran 5,0 persen. Perkiraan ini ditopang oleh daya dorong utama dari realisasi belanja infrastruktur sebesar Rp313 triliun yang "dikebut" sejak awal tahun.
Direktur Keuangan Negara dan Analisis Moneter Kementerian PPN/Bappenas Sidqy L.P Suyitno di Jakarta, Kamis (3/12/2015), mengatakan kendala utama penyerapan anggaran belanja modal karena restrukturisasi lembaga pada 2015 tidak akan terulang di 2016.
"Lelang proyek oleh Kementerian teknis infrastruktur akan dilakukan sejak awal tahun. Jika dibandingkan 2015, serapannya akan jauh lebih baik, sehingga di kuartal pertama pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen bisa dicapai dan kuartal berikutnya dapat merasakan hal yang sama," katanya.
Empat kementerian teknis infrastruktur yakni Kementerian PU-PR, Kementerian Perhubungan, Kementerian ESDM, dan Kementerian Pertanian sudah diperintahkan Presiden Joko Widodo untuk memulai lelang proyek sejak kuartal IV 2015.
Kementerian PU-PR bahkan menargetkan realisasi belanja modal dapat mencapai 10 persen hanya pada Januari 2015, dari total anggaran kementerian senilai Rp104,08 triliun.
Menurut Sidqy, selain dimajukannya lelang proyek, efek positif paket kebijakan pemerintah juga akan signifikan memperbaiki pertumbuhan konsumsi domestik dan realisasi investasi. Hal itu, kata dia, akan membantu pemulihan konsumsi dan peningkatan produktivitas masyarakat, karena investasi mendorong pembukaan lapangan kerja.
Dua faktor penggerak dari percepatan realisasi belanja pemerintah dan stimulus yang diberikan lewat paket kebijakan, kata Sidqy, akan mendorong pertumbuhan ekonomi sepanjang 2016 bisa sesuai target di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebesar 5,3 persen.
Sementara itu untuk pertumbuhan ekonomi di triwulan IV 2015, Sidqy menilai realisasi pertumbuhan harus tumbuh minimal 5,1 persen. Dengan begitu, sepanjang 2015 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,8 persen.
Sidqy menilai capaian 2015 tersebut cukup maksimal ditengah perlambatan ekonomi dan pola serapan belanja pemerintah yang lamban.
"Sepanjang tahun masih bisa mencapai 4,8 persen. Pada kuartal IV ini pertumbuhan ekonomi harus di atas 5,1 persen. Ini dorong oleh pola serapan belanja pemerintah yang berikan efek ganda buat sektor lainnya dan kontribusi bagi konsumsi masyarakat," ujarnya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Telkom Bantu Tumbuh Kembang UMKM di Kota Pekalongan, Beberapa Produknya telah Mendunia
-
Sherly Tjoanda Buktikan Diri, Pertumbuhan Ekonomi Malut Melejit Tertinggi se-Indonesia
-
Pemerintah Tambah Stimulus Ekonomi Kuartal IV 2025, Sasar 30 juta Keluarga Penerima Manfaat
-
ADB Revisi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Ini Menjadi di Bawah 5 Persen
-
Menkeu Purbaya Optimistis Ekonomi Tumbuh 5,5 Persen
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Jadi Duta Mobile JKN di Kupang, Pemuda Ini Bagikan Edukasi Memanfaatkan Aplikasi Layanan Kesehatan
-
IHSG Tetap Perkasa di Tengah Anjloknya Rupiah, Ini Pendorongnya
-
Sidak Bank Mandiri, Menkeu Purbaya Mengaku Dimintai Uang Lagi untuk Kredit Properti dan Otomotif
-
Ini Dampak Langsung Kebijakan Menkeu Purbaya Tak Naikkan Cukai Hasil Tembakau
-
Bank Indonesia Dikabarkan Jual Cadangan Emas Batangan 11 Ton, Buat Apa?
-
Rupiah Ditutup Ambruk Hari Ini Terhadap Dolar
-
Pertamina Klaim Vivo dan BP Siap Lanjutkan Pembicaraan Impor BBM
-
Singgung Situasi Global, SBY: Uang Lebih Banyak Digunakan untuk Kekuatan Militer, Bukan Lingkungan
-
11 Perusahaan Antre IPO, BEI: Yang Terpenting Kualitas!
-
Kementerian ESDM Sebut Pertamax Green 95 Gunakan Etanol!