Suara.com - Perusahaan pembiayaan Maybank Finance yang berinduk usaha di Malaysia, mengatakan tidak akan memperbesar jumlah tenaga kerja (TK) asing dan tetap mempertahankan keseluruhan tenaga kerja domestik, meskipun pada tahun ini sudah memasuki integrasi ekonomi ASEAN (Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA).
Presiden Direktur Maybank Finance, Alexander, di Jakarta, Kamis (7/1/2016), menilai dampak pasar bebas dari MEA tidak akan berpengaruh besar bagi industri pembiayaan, temasuk untuk kebutuhan tenaga kerja dan pendapatan bisnis.
"Kami (Maybank) keseluruhan tenaga kerja domestik. Mungkin (perusahaan) yang lain ada. Namun, untuk (industri) pembiayaan, sepertinya tidak terlalu berpengaruh," ujarnya.
Alexander mengemukakan sulit untuk lebih mengandalkan tenaga asing dalam bisnis pembiayaan, karena diperlukan standarisasi.
Selain itu pada praktiknya, industri pembiayaan perlu melakukan penyesuaian dengan kebutuhan-kebutuhan nasabah domestik. Hal ini, kata dia, terutama untuk Maybank, yang juga memiliki banyak sasaran bisnis di daerah.
Meskipun demikian, Alexander mengaku, mungkin saja di perusahaan pembiayaan lain, banyak tenaga asing yang memasuki tingkat direksi.
Dari sisi persaingan bisnis, Alexander mengatakan, dampak pasar bebas ASEAN tidak berpengaruh besar karena struktur ekonomi yang berbeda antara industri pembiayaan dengan industri barang dan jasa.
Lagipula sebelum pemberlakuan MEA tahun ini, dia mengakui, bisnis jasa keuangan di Indonesia sudah banyak dirambah pihak asing.
"Kita kan lebih dari sisi 'capital', bukan seperti produk konsumsi. Jadi sebelum MEA juga sudah jalan," ujarnya.
Alexander mengatakan, di tahun pertama MEA ini, Maybank Finance masih yakin dapat meraup pertumbuhan pembiayaan hingga 10 persen atau menjadi Rp9,1 triliun dibanding pembiayaan tahun lalu sebesar Rp8,3 triliun.
Sebelumnya, pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan menyatakan tak akan melakukan proteksi berlebihan kepada industri ekonomi domestik meski kompetisi bisnis semakin ketat di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mendorong industri jasa keuangan untuk memperbesar kapasitas usaha, agar dapat meningkatkan akses keuangan dan kemandirian finasial masyarakat serta mendukung upaya pembangunan.
(Antara)
Berita Terkait
-
Support Pembiayaan, BSI Dukung Program Makan Bergizi Gratis
-
OJK: Paylater Hanya Boleh Ada di Bank dan Multifinance
-
Bank Mega Syariah Salurkan Pembiayaan Sindikasi Senilai Rp870 Miliar
-
Bank Permata Salurkan Pembiayaan Hijau Rp556 Miliar Sepanjang 2024
-
Perbankan Nasional Didesak Hentikan Pembiayaan ke Sektor Perusak Lingkungan di Sumatera
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Grab Indonesia 2025: Ketika Platform Digital Menjadi Bantalan Sosial dan Mesin Pertumbuhan Ekonomi
-
Purbaya Ungkap Peluang Gaji PNS Naik Tahun Depan, Ini Bocorannya
-
ESDM Terus Kejar Target Produksi Minyak Tembus 900 Ribu Barel per Hari
-
Harga Cabai Tak Kunjung Turun Masih Rp 70.000 per Kg, Apa Penyebabnya?
-
Pasokan Energi Aman, Pembangkit Listrik Beroperasi Tanpa Kendala Selama Nataru
-
Bahlil Tegaskan Perang Total Lawan Mafia Tambang
-
Petani Soroti Kebijakan Biodiesel Justru Bisa Rusak Ekosistem Kelapa Sawit
-
Dirayu Menperin soal Insentif Mobil Listrik 2026, Ini Jawaban Purbaya
-
Jelang Tahun Baru, Purbaya: Saya Pikir Menkeu Sudah Tenang 31 Desember
-
Sejarah! Produksi Sumur Minyak Rakyat Dibeli Pertamina di Jambi