Suara.com - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (19/1/2016), dibuka menguat tipis sebesar 5,31 poin atau 0,12 persen ke posisi 4.486,58.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 1,50 poin (0,19 persen) menjadi 777,72.
Analis Teknikal Mandiri Sekuritas, Hadiyansyah mengatakan bahwa IHSG bergerak relatif mendatar cenderung menguat menyusul aksi spekulatif pelaku pasar terhadap saham-saham lapis dua dan tiga seraya menanti sinyal tren laju bursa saham global.
"Dalam jangka pendek, IHSG masih berada dalam pola konsolidasi. Konfirmasi lanjutan bursa saham global diperlukan untuk melihat arah pergerakan indeks BEI selanjutnya," kata Hadiyansyah.
Menurut dia, di tengah kondisi pasar saat ini yang masih berada pada fase konsolidasi, pelaku pasar sebaiknya melakukan transaksi jangka pendek atau "short term trading".
"Estimasi pergerakan indeks BEI hari ini (Selasa, 19/1) berada di kisaran level 4.450-4.528 poin," katanya.
Sementara itu, Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menambahkan bahwa sentimen eksternal masih cukup kuat mempengaruhi laju IHSG. Saat ini, pelaku pasar sedang menunggu pengumuman data pertumbuhan ekonomi Cina untuk kuartal IV 2015.
"Cina akan mengumumkan data produk domestik bruto (PDB) untuk kuartal IV 2015, sebagian pelaku pasar mencemaskan jika akhirnya data Tiongkok ini kembali memperlihatkan pelambatan," kata Nico Omer.
Di sisi lain, lanjut dia, sentimen pencabutan embargo Iran mengurangi kecemasan dari masalah geopolitik di Timur Tengah. Namun, situasi itu juga menimbulkan kekhawatiran terhadap tekanan harga minyak mentah dunia yang akan terus berlanjut. Pelaku pasar menganggap suplai minyak di pasaran akan semakin berlimpah dengan adanya sumbangan minyak dari Iran.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng naik 164,55 poin (0,86 persen) menjadi 19.402,00, indeks Nikkei melemah 49,56 poin (0,29 persen) ke level 16.906,01, dan Straits Times menguat 15,08 poin (0,58 persen) ke posisi 2.608,82. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
IHSG Lesu Imbas Sentimen Global, Apa Saja Saham yang Top Gainers Hari Ini
-
IHSG Bergerak Dua Arah di Awal Sesi Jumat, Cermati Saham-saham Ini
-
IHSG Menguat Tipis Sore Ini, Apa Saja Saham yang Cuan
-
Saham Grup Bakrie dan GOTO Banjir Jual Bersih, BUMI Menjadi Top Seller
-
Dampak BI Rate Terhadap Pergerakan Pasar Saham Hari Ini
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025
-
Bolehkah JHT diklaim Segera Setelah Resign? Di Atas 15 Juta, Ada Aturan Khusus
-
Kereta Gantung Rinjani: Proyek 'Rp6,7 Triliun', Investor China Ternyata Tidak Terdaftar
-
Impor Teksil Ilegal Lebih Berbahaya dari Thrifting