Suara.com - Menteri Perdagangan Thomas Lembong di hadapan para pelaku usaha dari berbagai negara mengungkapkan peristiwa teror yang terjadi di kawasan Thamrin Jakarta Pusat beberapa waktu lalu tidak berpengaruh pada perekonomian Indonesia.
"Respons kami (masyarakat Indonesia) terhadap kejadian teror berbeda dengan Prancis yang langsung mengambil pendekatan militeristik. Di Indonesia kejadian itu tidak membuat takut dan kepanikan," katanya dalam acara Indonesia Lunch Dialogue dalam rangkaian kegiatan World Economic Forum (WEF) 2016 di Kota Davos, Swiss, Kamis (21/1/2016) siang waktu setempat.
Menteri menyatakan Indonesia memiliki populasi muslim yang terbesar dengan tingkat toleransi yang tinggi, modern, mengenal teknologi tinggi serta memiliki rasa humor.
Oleh karena itu, tambahnya, pemerintah ingin menunjukkan pada dunia bahwa aksi teror di Jakarta tidak berpengaruh pada perekonomian Indonesia, sebaliknya Indonesia tetap berfokus pada peningkatan ekspor nasional.
Sebelumnya, ketika berbicara dengan sejumlah media nasional Lembong menyatakan ke depan Indonesia tidak bisa lagi menerapkan kebijakan proteksionisme untuk menghadapi perdagangan dunia yang menuntut keterbukaan.
Menurut dia, saat ini dalam pergaulan bangsa yang menerapkan "resiprokal", maka kebijakan proteksionisme tidak bisa lagi diterapkan.
"Jika kita ingin ekspor ke negara lain maka kita juga harus membuka pasar kita untuk produk negara lain," katanya.
Thomas mengatakan, dalam menghadapi dunia yang semakin terbuka yang diperlukan adalah kemampuan negosiasi dengan negara mitra dagang bukan menutup diri.
"Maka harus bisa sepandai-pandai mungkin untuk bernegosiasi agar mencapai 'win-win' (kedua pihak memperoleh keuntungan)," katanya.
Sementara itu Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro yang juga menjadi salah satu pembicara dalam dialog tersebut mengatakan Indonesia masih sangat membutuhkan investasi dan masih memiliki prospek yang tinggi untuk berinvestasi.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla telah mengeluarkan sejumlah paket kebijakan ekonomi yang antara lain berupa deregulasi peraturan untuk memberi kemudahan dalam berinvestasi.
Sejak 2015 hingga kini pemerintah telah mengeluarkan delapan paket kebijakan ekonomi. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Aturan Baru, 35 Persen MinyaKita Didistribusikan dari BUMN
-
Belarus Siap Tanam Modal di Indonesia, Alat Pertanian Jadi Bidikan
-
Mendag Dorong Pembentukan Indonesia Belarus Business Council
-
1.000 UMKM Tebar Diskon, Mendag Pede Transaksi Harbolnas Capai Rp 17 Triliun
-
Penyaluran MinyaKita Bakal Punya Aturan Baru, Intip Bocorannya
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
OJK Rilis Daftar 'Whitelist' Platform Kripto Berizin untuk Keamanan Transaksi
-
Terkendala Longsor, 2.370 Pelanggan PLN di Sumut Belum Bisa Kembali Nikmati Listrik
-
Menperin Minta Jemaah Haji Utamakan Produk Dalam Negeri: Dapat 2 Pahala
-
OJK Sorot Modus Penipuan e-Tilang Palsu
-
Pertamina Rilis Biosolar Performance, BBM Khusus Pabrik
-
UMKM Kini Bisa Buat Laporan Keuangan Berbasis AI
-
Jelang Nataru, Konsumsi Bensin dan LPG Diramal Meningkat, Pertamina Siagakan 1.866 SPBU 24 Jam!
-
Darurat Komunikasi di Aceh: Saat Internet Mati Begitu Listrik Padam, Siapa yang Bertanggung Jawab?
-
Perluas Jangkauan Pelayanan, KB Bank Resmikan Grand Opening KCP Bandung Taman Kopo Indah
-
Distribusi BBM di Sebagian Wilayah Aceh Masih Sulit, Pertamina: Kami Terus Untuk Recovery