Suara.com - Target elastisitas 350 ribu serapan tenaga kerja dari setiap satu persen pertumbuhan ekonomi pada 2016 dipertahankan pemerintah karena keyakinan prospek perekonomian yang membaik, dan implementasi program pemerintah yang bertumpu pada sektor padat karya.
Target tersebut dipertahankan, meskipun tingkat elastisitas serapan tenaga kerja pada 2015 diklaim Badan Perencanaan Pembangunan Nasional berada di 200-250 ribu pekerja per satu persen pertumbuhan ekonomi, atau meleset dari target sebesar 300 ribu pekerja.
"Kita sudah banyak alokasikan anggaran (padat karya) di APBN, ditambah dari dorongan investasi swasta pada 2016," ujar Deputi Tenaga Kerja dan Usaha Kecil dan Menengah Bappenas, Rahma Iryanti, seusai rapat pimpinan membahas Rencana Kerja Pemerintah 2017 di Jakarta, Selasa (26/1/2016).
Rahma menuturkan elastisitas serapan pekerja memang menjadi salah satu indikator pertumbuhan berkualitas seperti yang dicita-citakan Presiden Joko Widodo.
Maka dari itu, di 2016, alokasi anggaran pembangunan lebih banyak bertumpu pada sektor padat karya, ketimbang padat modal.
Misalnya, peningkatan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dialokasikan Rp100 triliun, atau naik tiga kali lipat lebih dibanding 2015 yang sebesar Rp30 triliun.
"KUR bisa menjadi stimulus untuk pembukaan lebih banyak lapangan kerja," ujarnya.
Selain KUR, kata Rahma, investasi pemerintah di APBN,--yang bersumber dari uang pajak rakyat--, juga sudah banyak dialokasikan untuk program padat karya.
Misalnya peningkatan alokasi Dana Desa menjadi Rp46 trilun pada 2016 dan Dana Alokasi Khusus Infrastruktur Publik sebesar maksimal Rp100 miliar per kabupaten/kota.
Dua program tersebut diyakini Rahma, dapat membuka banyak lapangan kerja, dan meningkatan produktivitas masyarakat, terutama di daerah.
Rahma mengatakan rendahnya kualitas pekerja masih menjadi kendala untuk meningkatkan elastitas serapan pekerja. Karena itu, lapangan kerja formal yang berhasil dibuka tidak bisa sepenuhnya menyerap jumlah angkatan kerja.
Hal itu pula yang menyebabkan transmisi banyaknya pekerja ke sektor informal. Maka dari itu, menurut dia, indikator kualitas pertumbuhan jangan hanya dilihat dari tingkat elastisitas, namun juga produktivitas.
"Kualitas pertumbuhan kan tidak hanya dari elastisitas, tapi juga produktivitas," ujar dia.
Menurut Badan Pusat Statistik, dari jumlah angkatan kerja sebesar 122,38 juta orang pada Agustus 2015, jumlah tenaga kerja informal masih mendominasi sebanyak 66,3 juta orang. Sedangkan sisanya sebesar 48,5 juta masih bekerja di sektor formal.
Adapun jumlah angkatan kerja pada Agustus 2015 menunjukkan penurunan hingga 5,9 juta orang dibanding Februari 2015. (Antara)
Berita Terkait
-
Garap Hilirisasi Susu Nasional, Perkebunan Kandangan Gandeng Bappenas Siapkan Model Terpadu
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Bappenas Luncurkan RAPPP 20252029, Babak Baru Percepatan Pembangunan Papua
-
Bioekonomi Jadi Strategi Kunci Transformasi RI 2045, Apa Itu?
-
KPK Periksa Mantan Dirjen Kemenaker Maruli Hasoloan Terkait Kasus RPTKA
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
OJK Pastikan Likuiditas Perbankan Masih Tetap Kuat di Tahun 2026
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari ini, Dibanderol Rp 2,5 Juta per Gram
-
Rupiah Perkasa di Selasa Pagi, Tembus Level Rp 16.781
-
IHSG Memerah di Perdagangan Terakhir 2025, Cek Saham-saham Ini
-
PPRE Raih Kontrak Baru di Penghujung Tahun Senilai Rp 1,2 Triliun
-
Merger BUMN Berlanjut 2026, Targetnya Karya dan Transportasi
-
OJK Lirik Pekerja Informal untuk Masuk Dana Pensiun
-
Daftar Jadwal Bank Beroperasi saat Tahun Baru 2026
-
Kekayaan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya yang Dikabarkan Cerai
-
Merger BUMN Karya Tuntas Awal 2026, BP BUMN Ungkap Update Terkini