Suara.com - Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memprediksi tingkat kredit bermasalah (Non Performing Financing/NPF), yang dalam istilah perbankan disebut Non Performing Loan (NPL, tidak akan mengalami peningkatan pada 2016 seiring dengan keyakinan semakin membaiknya keadaan perekonomian.
Menurut Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno usai acara Apresiasi APPI di Jakarta, Selasa (26/1/2016), perusahaan pembiayaan nonbank berhasil mempertahankan NPF di kisaran 1,4 persen-1,6 persen walau di tengah buruknya keadaan perekonomian pada 2015.
"Jadi pada 2016 kami perkirakan kisarannya sama dengan 2015," ujar Suwandi.
Dia melanjutkan, salah satu sektor penyumbang NPL tersebut adalah sektor pertambangan yang banyak bergantung pada perusahaan pembiayaan dalam hal pengadaan alat berat.
Adapun jika target tersebut tidak tercapai, APPI mengkhawatirkan terjadinya merumahkan karyawan atau PHK.
"Kalau NPL semakin tinggi yang paling terdampak adalah individu-individu karyawan, bisa dirumahkan atau di-PHK," tutur dia.
Karena itu, Suwandi menegaskan perusahaan-perusahaan pembiayaan akan terus berusaha mempertahankan nilai NPF adalah dengan terus berusaha mencari nasabah yang berkualitas.
Selain NPF, kredit perusahaan-perusahaan pembiayaan nonbank di Indonesia juga mengalami pertumbuhan sebesar tiga persen sampai November 2015. Hanya sampai November karena APPI belum memiliki data sampai Desember 2015, tetapi diprediksi bertahan di angka yang sama.
"Selama 2015, sampai November, jumlah total aset kami Rp425 triliun dan piutang pembiayaan sekitar Rp360 triliun," kata Suwandi.
Pertumbuhan total perusahaan-perusahaan pembiayaan pun diprediksi satu digit pada 2016, sekitar lima persen sampai sedikit di bawah 10 persen.
"Akan tetapi ini masih terus meningkat karena diyakini daya beli akan meninggi di tahun-tahun berikutnya. Namun, perusahaan-perusahaan pembiayaan belum bisa menikmati pertumbuhan dua digit seperti pada tahun 2008-2012 dalam waktu dekat," ujar Ketua Umum APPI.
Mengacu Statistik Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per November 2015, besaran NPL perbankan nasional mencapai Rp104,99 triliun. Dengan demikian tingkat NPL terkini perbankan nasional mencapai 2,65 persen dari total kredit perbankan nasional yang mencapai Rp3.950,61 triliun.
Jumlah ini tak berbeda jauh dengan November 2014. Kala itu besaran NPL perbankan nasional mencapai Rp84,75 triliun. Dengan demikian tingkat NPL terkini perbankan nasional pada waktu itu mencapai 2,35 persen dari total kredit perbankan nasional yang mencapai Rp3.596,61 triliun.(Antara)
Berita Terkait
-
OJK Sebut Bank Tetap Bisa Berikan Kredit Meski SLIK Macet, Tapi...
-
Menkeu Purbaya Bakal Hapus Kredit Macet di Bawah Rp1 Juta
-
OJK Tegaskan Likuiditas Perbankan Solid, Tahan Guncangan Global, Ini Buktinya
-
Dewa Made Susila: Pasar Otomotif Sudah Jenuh, Saatnya Diversifikasi
-
Fenomena Debitur Nakal Gandeng Ormas Bikin Resah, OJK: Akses Kredit Bisa Makin Sulit
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
Terkini
-
Fintech Syariah Indonesia dan Malaysia Jalin Kolaborasi, Dorong Akses Pembiayaan Inklusif
-
Apakah STNK Bisa Digadaikan? Jangan Asal, Baca Dulu Panduan Lengkapnya
-
Cara Mudah Beli Obligasi Pemerintah, Pilihan Investasi Aman untuk Pemula
-
GOTO Masih Belum Kasih Bocoran Agenda RUPSLB, Benarkah Patrick Walujo Diganti?
-
Ekonom: Industri Etanol Tak Hanya Untungkan Korporasi, Tapi Buka Lapangan Kerja Baru
-
BSI Akhirnya Kantongi Izin Simpanan Emas dari OJK
-
Industri Pertambangan Indonesia Mulai Beralih Gunakan AI
-
Meski Rupiah Loyo, IHSG Tetap Perkasa Menghijau Didorong Data-data Ekonomi Domestik
-
Cara Klaim BPJS Ketenagakerjaan, Bisa Online Maupun Offline
-
Transaksi Aset Kripto RI Tiba-tiba Lesu, Pelaku Pasar Ungkap Biang Keladinya