Salah satu pabrik milik Indorama [Indorama.com]
Salah satu pemain industri hulu tekstil, PT Indo-Rama Synthetics Tbk (Indorama), yang baru saja meresmikan pabrik benang pintal di Subang Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat meminta ketegasan implementasi pemerintah terkait skema "power willing".
Pemimpin Perusahaan Grup Indorama Sri Prakash Lohia, dalam peresmian pabrik di Subang, Rabu (10/2/2016), mengatakan pihaknya tengah membangun pembangkit listrik di Jatiluhur, Purwakarta dengan kapasitas 60 MW yang diperkirakan selesai Maret 2016.
"Di sini (pabrik di Subang), kita perlu kira-kira 20 MW. Nah dari pada kita jual (listrik) ke orang lain, terus kita beli lagi, kan lebih baik 'power willing'," ucapnya.
Pemimpin Perusahaan Grup Indorama Sri Prakash Lohia, dalam peresmian pabrik di Subang, Rabu (10/2/2016), mengatakan pihaknya tengah membangun pembangkit listrik di Jatiluhur, Purwakarta dengan kapasitas 60 MW yang diperkirakan selesai Maret 2016.
"Di sini (pabrik di Subang), kita perlu kira-kira 20 MW. Nah dari pada kita jual (listrik) ke orang lain, terus kita beli lagi, kan lebih baik 'power willing'," ucapnya.
Skema "power willing" yang tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2015 tentang Kerja Sama Penyediaan Tenaga Listrik dan Pemanfaatan Bersama Jaringan Tenaga Listrik memungkinkan swasta dapat membangun pembangkit listrik secara mandiri dan menggunakannya di wilayah atau zona usahanya.
Lohia berharap, implementasi peraturan tersebut bisa segera dijalankan sebagai upaya efisiensi yang tengah dilakukan perusahaan.
"Aturannya sudah ada, listriknya juga ada, tinggal salurkan saja ke sini, cuma kasih 'willing charge' saja. Tapi ini implementasinya belum ada," ujarnya.
Menurut Lohia, untuk kegiatan produksi saat ini, pihaknya masih menggunakan listrik dari PT PLN (Persero).
Namun, tambah dia, segera setelah pembangunan pembangkit listrik di Jatiluhur selesai, pihaknya menilai penggunaan listrik dari sumber milik sendiri akan jauh lebih efisien dan maksimal.
"Kalau di sana (Jatiluhur), kan lebih besar. Dari pada kita bangun yang kecil-kecil, kan tidak efisien. Lebih baik di satu tempat besar dan dialirkan. Cuma butuh izin PLN dan Menteri ESDM," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan masalah mengenai listrik bukan hal baru bagi industri.
Namun, Franky mengaku akan mempelajari dan mengupayakan fungsi "debottlenecking" dalam kegiatan investasi.
"Kami akan pelajari dan dalami titik temunya di mana. Esensinya listrik mereka, tapi terkendala regulasi yang kita buat sendiri. Kami akan lihat kenapa PLN keberatan. Permen juga sudah ada, tetapi kenapa belum terlaksana," ujarnya, mempertanyakan.
Franky mengatakan sesuai arahan Presiden Jokowi untuk percepatan realisasi investasi, BKPM harus bisa memfasilitasi investasi yang terhambat.
"Esensinya satu, yaitu arahan Presiden tentang 'debottlenecking', itu bagaimana pemerintah hadir dalam penyelesaian masalah untuk investor," pungkasnya. (Antara)
Lohia berharap, implementasi peraturan tersebut bisa segera dijalankan sebagai upaya efisiensi yang tengah dilakukan perusahaan.
"Aturannya sudah ada, listriknya juga ada, tinggal salurkan saja ke sini, cuma kasih 'willing charge' saja. Tapi ini implementasinya belum ada," ujarnya.
Menurut Lohia, untuk kegiatan produksi saat ini, pihaknya masih menggunakan listrik dari PT PLN (Persero).
Namun, tambah dia, segera setelah pembangunan pembangkit listrik di Jatiluhur selesai, pihaknya menilai penggunaan listrik dari sumber milik sendiri akan jauh lebih efisien dan maksimal.
"Kalau di sana (Jatiluhur), kan lebih besar. Dari pada kita bangun yang kecil-kecil, kan tidak efisien. Lebih baik di satu tempat besar dan dialirkan. Cuma butuh izin PLN dan Menteri ESDM," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan masalah mengenai listrik bukan hal baru bagi industri.
Namun, Franky mengaku akan mempelajari dan mengupayakan fungsi "debottlenecking" dalam kegiatan investasi.
"Kami akan pelajari dan dalami titik temunya di mana. Esensinya listrik mereka, tapi terkendala regulasi yang kita buat sendiri. Kami akan lihat kenapa PLN keberatan. Permen juga sudah ada, tetapi kenapa belum terlaksana," ujarnya, mempertanyakan.
Franky mengatakan sesuai arahan Presiden Jokowi untuk percepatan realisasi investasi, BKPM harus bisa memfasilitasi investasi yang terhambat.
"Esensinya satu, yaitu arahan Presiden tentang 'debottlenecking', itu bagaimana pemerintah hadir dalam penyelesaian masalah untuk investor," pungkasnya. (Antara)
Komentar
Berita Terkait
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
Toyota-Pertamina Siap Bangun Pabrik Bioetanol di Lampung, Mulai Jalan 2026
-
Ungkap Alasan Undang Jokowi di Peresmian Pabrik, Prabowo: Saya Lihat Mulai Ada Budaya Tidak Baik
-
Pemerintah Rayu Toyota Bangun Pabrik Etanol
-
PLN - BKPM Perkuat Kolaborasi di Sektor Ketenagalistrikan: Dorong Pertumbuhan Investasi
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok