Suara.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berhasil mengoperasikan Saluran Udara Tegangan Tinggi(SUTT) 150 kilo Volt(kV) Sei Mangke serta Gardu Induk PLN 60 Mega Volt Ampere(MVA) pada 10 Februari 2016, pengoperasian ini lebih cepat dari rencana semula.
Kedua proyek tersebut merupakan satu rangkaian program strategis Pemerintahan Jokowi dalam rangka mempercepat roda perekonomian kawasan barat.
Transmisi sepanjang 30 kilo meter sirkit (kms) tersebut terdiri dari 57 tower dan masuk dalam sistem interkoneksi Sumbagut ke Riau lewat Bagan Batu.
Proyek Kelistrikan yang diresmikan oleh Presiden Jokowi tersebut sengaja dibangun di kawasan ekonomi khusus (KEK) Sei Mangkei seperti yang tertuang dalam paket kebijakan ekonomi ke 6 terkait dengan peningkatan infrastruktur kelistrikan di KEK.
“Sejak dilakukan ground breaking pada 27 Januari 2015, pembangunan SUTT 150 kV dan GI 60 MVA dikerjakan dengan cepat, bahkan lebih cepat dari rencana awal, pengoperasian ini setara dengan pelayanan beban sebesar 60 MVA yang dapat dikembangkan sampai dengan 120 MVA sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan energi listrik di kawasan Sei Mangkei” ujar Manajer Senior Publik Relation PLN Agung Murdifi dalam pernyataan resmi, Senin (15/2/2016).
KEK Sei Mangkei diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sumut, selain Pelabuhan Kuala Tanjung dan Bandara Kualanamu. Dengan demikian dapat mendongkrak perekonomian Indonesia, terutama Simalungun, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Saat ini ada 8 kawasan ekonomi yang ditetapkan melalui peraturan pemerintah menjadi wilayah khusus, Kedelapan kawasan itu adalah Tanjung Lesung (Banten), Sei Mangkei (Sumatera Utara), Palu (Sulawesi Tengah), Bitung (Sulawesi Utara), Mandalika (NTB), Morotai (Maluku Utara), Tanjung Api-Api (Sumatera Selatan) dan Maloi Batuta Trans Kalimantan/MBTK (Kalimantan Timur).
GI 150 kV Pagar Alam Optimalkan Pasokan di Sumatera Selatan.
Sementara itu secara Pararel PLN Wilayah Sumatera Selatan, pada Selasa , 9 Februari 2016 berhasil mengoperasikan trafo daya 30 Mega Volt Ampere (MVA) Gardu Induk ( GI ) 150 kV Pagar Alam, Provinsi Sumatera Selatan.
GI 150 kV Pagar Alam ini mengalirkan energi listrik dari Sistem Sumatera. Dengan beroperasinya trafo daya 30 MVA ini maka kualitas listrik disisi pelanggan akan lebih baik dan lebih handal.
Sebelum memiliki trafo 30 MVA, GI 150 kV Pagar Alam hanya memiliki 2 trafo dengan daya 10 MVA dan 15 MVA. Seiring bertambahnya beban pada trafo tersebut, maka apabila terjadi gangguan yang tidak diinginkan pada salah satu trafo, maka trafo yang beroperasi tidak dapat memikul beban yang ada. Hal ini tentu menyebabkan pemadaman bergilir yang akan meresahkan masyarakat.
Hadirnya trafo 30 MVA ini adalah untuk menggantikan trafo 10 MVA (replacement) yang sudah, artinya siap untuk melayani permintaan Pelanggan Baru dan Tambah Daya dari masyarakat sekitar.
“Hadirnya trafo 30 MVA dan GI 150 kV ini merupakan hadiah untuk para pelanggan dari PLN dalam rangka untuk memberikan pelayanan yang terbaik, sejalan dengan itu perkuatan sistem jaringan juga memungkinkan PLN dapat melayani permintaan pelanggan baru dan tambah daya” ungkap Manajer Senior Publik Relation Agung Murdifi.
Seperti diketahui, Pulau Sumatera menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan Pembangkit 35.000 MW. Dimana 18.000 MW pembangkit akan dibangun di Sumatera. Sedangkan pembangunan jaringan transmisinya sendiri diperkirakan mencapai 19.292 Kilo Meter Sirkit (kms) dengan kebutuhan Gardu Induk mencapai 32.096 MVA.
Berita Terkait
-
Menkeu Purbaya Ubah Aturan Kompensasi Bantu Arus Kas Pertamina dan PLN
-
RUPTL 2025-2034 Butuh Rp 3000 Triliun, PLN: Tak Mungkin Dikerjakan Sendiri
-
Tarif Listrik PLN per kWh Periode November Hingga Desember 2025
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Kebakaran di Jatipulo Hanguskan 60 Rumah, Kabel Sutet Putus Biang Keroknya?
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025
-
Bolehkah JHT diklaim Segera Setelah Resign? Di Atas 15 Juta, Ada Aturan Khusus
-
Kereta Gantung Rinjani: Proyek 'Rp6,7 Triliun', Investor China Ternyata Tidak Terdaftar
-
Impor Teksil Ilegal Lebih Berbahaya dari Thrifting
-
Kilang Balikpapan Diresmikan 17 Desember, Bahlil Janji Swasembada Energi di 2026