Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengklaim, pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih positif meski kondisi ekonomi global yang melambat dan hanya mengantongi pertumbuhan sebesar 3,1 persen.
Bambang menjelaskan, beberapa hal yang menjadi faktor pendorong untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
"Ada beberapa faktor yang membuat ekonomi di Indonesia masih bisa mengalami pertumbuhan yang positif dibandingkan negara maju lainnya. Pertama realiasi APBN 2015 yang sangat baik," kata Bambang dalam rapat dengan Badan Anggaran DPR di gedung DPR, Rabu (17/2/2016).
Ia menjelaskan, penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) memiliki peranan penting untuk memdongkrak pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.
"Kita apresiasi semua kementerian dan lembaga yang bisa melakukan penyerapan APBN dengan baik. Karena APBN ini punya peranan penting untuk pertumbuhan. Realisasi diakhir tahun mencapai 95 persen, ini harus kita apreasiasi makanya ekonomi masih bisa positif," ungkapnya.
Selain itu, Bambang juga menjelaskan beberapa kendala yang jika tidak ada, pertumbuhan ekonomi di dalam negeri bisa lebih baik dari saat ini.
Salah satunya adalah terkait harga minyak yang terus mengalami penurunan dan terus anjlok ke level 30 dolar AS per barel. Angka ini merupakan angka terendah selama 10 tahun terkahir.
"Faktor lainnya adalah harga komoditas Internasional yang anjlok. Padahal ini menjadi andalan ekspor. Kemudian pada pasar keuangan, dipengaruhi oleh spekulasi dari kenaikan suku bunga AS Federal Reserve juga yang mempengaruhi nilai tukar rupiah," katanya.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), angka pertumbuhan ekonomi tahun 2015 sebesar 4,79 persen. Pulau Jawa masih mendominasi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi kita secara spasial masih disumbang Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto sebesar 58,9 persen dan Sumatera 22,1 persen. Selain itu, untuk Kalimantan sebesar 8,15 persen, Sulawesi 5,92 persen, dan 5,43 persen pulau lainnya.
Tag
Berita Terkait
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Purbaya Ungkap Alasan Sebenarnya Ekonomi Indonesia Tertahan di Awal Tahun
-
Purbaya Sebut Ekonomi RI Lambat 8 Bulan Pertama 2025 karena Salah Urus, Sindir Sri Mulyani?
-
ADB Revisi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Ini Menjadi di Bawah 5 Persen
-
Di Balik Angka Pertumbuhan 5 Persen: Prabowo Ungkap Realitas Pahit Petani, Nelayan, dan Guru
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
Terkini
-
Jelang Nataru, Konsumsi Bensin dan LPG Diramal Meningkat, Pertamina Siagakan 1.866 SPBU 24 Jam!
-
Darurat Komunikasi di Aceh: Saat Internet Mati Begitu Listrik Padam, Siapa yang Bertanggung Jawab?
-
Perluas Jangkauan Pelayanan, KB Bank Resmikan Grand Opening KCP Bandung Taman Kopo Indah
-
Distribusi BBM di Sebagian Wilayah Aceh Masih Sulit, Pertamina: Kami Terus Untuk Recovery
-
Bank Modal Pas-pasan di Ujung Tanduk: Mengapa OJK Paksa KBMI I Naik Kelas atau Tutup?
-
Akhiri Paceklik Rugi, Indofarma (INAF) Pasang Target Ambisius: Pendapatan Naik 112% di 2026
-
Nilai Tukar Rupiah Drop Lagi, Ini Pemicunya
-
Usai Resmikan InfraNexia, Telkom (TLKM) Siapkan Entitas B2B ICT Baru
-
Jadwal Libur IHSG Desember 2025 dan Sepanjang Tahun 2026 Lengkap
-
Pemerintah Tetapkan Formula UMP Baru, Buruh atau Pengusaha yang Diuntungkan?