Suara.com - Menteri Pariwisata Arief Yahya menggandeng perusahaan teknologi informasi salah satunya Baidu yang berasal dari Cina sebagai upaya mencapai target 10 juta wisatawan mancanegara asal negeri tirai bambu pada 2019.
Menteri Arief Yahya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (26/2/2016), mengatakan kemitraan strategis itu dibina karena pasar Tiongkok adalah pasar yang tertinggi di dunia dengan jumlah outbound Tiongkok yang berwisata di dunia mencapai 120 juta pada 2015.
Penandatanganan MoU dilakukan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana mewakili Kementerian Pariwisata dengan Managing Director Baidu Indonesia, Bao Jianlei, disaksikan Menteri Pariwisata, Arief Yahya bertempat di Hotel Pullman, Jakarta pada Kamis (25/2/2016).
Menpar mengatakan jumlah kunjungan turis asal Cina pada 2015 sebanyak 1,1 juta tumbuh hampir 17 persen dibanding 2014, dan pada 2016 ditargetkan 2 juta wisman Tiongkok berwisata di Indonesia.
"Saya diberi target oleh Presiden RI pada 2019 harus ada 10 juta wisman Tiongkok yang ke Indonesia. Hal ini bukan sesuatu yang mustahil untuk dicapai karena pasar wisman Tiongkok cukup besar, dimana ke Thailand sebesar 8 juta, dan ke Malaysia mencapai 3 juta," kata Arief.
Arief menerangkan bahwa saat ini 83 persen wisatawan merancang perjalanan via internet dan 70 persen destinasi para wisatawan dipengaruhi Platform Travel sehingga penggunaan digital media dalam promosi juga 4 kali lipat lebih efektif dibandingkan media konvensional.
"Dunia sudah berubah, customer sudah berubah, maka cara kita berpromosi pun harus berubah. The more digital the more personal. Oleh sebab itu, anggaran promosi Kemenpar untuk digital media dibandingkan conventional media sama besarnya," jelas Menpar.
Untuk itu promosi digital pada pasar Tiongkok strategis menggunakan Baidu sebagai "search engine" terbesar di Cina.
Sementara untuk pasar wisatawan lain Kemenpar bekerjasama dengan Google, Trip Advisor, dan sebagainya.
Menurut Arief, strategi promosi dengan Baidu harus mencakup LBP atau Look, Book, Pay.
"Look itu melihat wisatawan menuju destinasi yang mana, lalu Book dan Payment yang mempermudah proses pencarian informasi, pemesanan tiket, dan pembayaran. Strategi ini agar bisa merealisasikan AIDA (Awareness, Interest, Desires, dan Action) bagi para calon wisatawan. Untuk bisa melakukan LBP tersebut, search engine juga harus bekerja sama dengan Online Travel Agent," katanya.
Baidu merupakan perusahaan mesin pencari nomor satu di Cina dengan pangsa pasar lebih dari 85 persen dan saat ini memiliki sekitar 700 juta pengguna di Cina.
Salah satu produknya, Baidu Travel, merupakan platform perjalanan nomor satu di Cina. Sekitar 60 persen wisatawan Tiongkok menjadikan Baidu Travel sebagai salah satu referensi online.
Melalui kemitraan ini, Baidu juga akan berkontribusi dalam penyelenggaraan serangkaian lokakarya yang bertujuan untuk mengedukasi para penyedia informasi dunia pariwisata Indonesia secara online, seperti biro perjalanan, pengelola destinasi wisata dan penyedia layanan penginapan atau perhotelan.
Pemahaman Baidu yang dinilai tinggi terhadap perilaku wisatawan Cina dalam mencari informasi-informasi wisata menarik, gaya penyampaian informasi seperti apa yang selama ini mereka minati, serta destinasi wisata apa saja yang dapat menarik perhatian mereka, akan disampaikan oleh Baidu di setiap penyelenggaraan lokakarya dan diharapkan akan menjadi referensi yang bermanfaat bagi penyedia informasi wisata Indonesia dalam menyampaikan ulasannya secara atraktif. (Antara)
Berita Terkait
-
Ngobrol Santai Bareng Para Duta Besar, Menpar Bicara Peningkatan Turis dan Kualitas Pariwisata
-
Industri MICE RI Diprediksi Terus Tumbuh
-
Ketua GIPI Kritik RUU Kepariwisataan: Pemerintah Tak Pernah Anggap Penting Pariwisata
-
Menpar Widiyanti Targetkan Industri MICE Indonesia Susul Vietnam di Peringkat Global
-
Soal Isu Mandi Pakai Air Galon, Menpar Widiyanti Tegas: Hanya Kabar Miring!
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
OJK: Generasi Muda Bisa Bantu Tingkatkan Literasi Keuangan
-
Rupiah Terus Amblas Lawan Dolar Amerika
-
IHSG Masih Anjlok di Awal Sesi Rabu, Diproyeksi Bergerak Turun
-
Sowan ke Menkeu Purbaya, Asosiasi Garmen dan Tekstil Curhat Importir Ilegal hingga Thrifting
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026
-
Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat