Suara.com - Indeks Harga Konsumen di DKI Jakarta pada Februari 2016 menunjukkan laju inflasi terendah dibanding rata-rata lima tahun terakhir, namun inflasi inti terutama tekanan harga dari kelompok sandang masih membayangi.
BI Perwakilan DKI Jakarta, dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa menyatakan capaian deflasi 0,06 persen pada Pebruari 2016 disebabkan turunnya harga barang yang diatur pemerintah (administered prices) dan semakin terjaganya pasokan harga bahan makanan bergejolak (volatile food).
Deflasi 0,06 persen itu lebih rendah dari rata-rata data historis Februari lima tahun terakhir yang mengalami inflasi sebesar 0,35 persen (mtm).
"Dari harga barang bergejolak (volatile food), manajemen stok lebih baik sehingga biaya distribusi turun dan pasokan memadai," kata Kepala Kantor Perwakilan BI DKI Jakarta Doni P. Joewono.
Untuk "administired prices", Doni mengatakan penurunan tarif listrik per 1 Februari 2016 pada 12 golongan pelanggan nonsubsidi, mendorong deflasi pada komoditas tarif listrik sebesar 4,68 persen (month to month/mtm).
Kemudian penurunan harga BBM pada 5 Februari 2016 menyebabkan deflasi pada komoditas bensin sebesar 1,29% (mtm).
Namun, perayaan hari Raya Imlek menyebabkan meningkatnya permintaan dan kenaikan harga pada kelompok transportasi. Pemicu dari sektor transportasi menahan laju inflasi untuk lebih rendah lagi.
Sedangkan dari harga bahan makanan bergejolak, Doni mengatakan, daging ayam ras dan telur ayam ras masing-masing mengalami deflasi sebesar 3,73 persen (mtm) dan 2,44 persen (mtm).
Hal serupa juga terjadi pada komoditas beras yang tercatat mengalami deflasi sebesar 0,67 persen. Kemudian, deflasi juga disumbangkan subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 6,34 persen (mtm) akibat panen di daerah sentra.
Dari sisi kelompok inti yang masih mengalami inflasi, bersumber dari kelompok sandang dengan inflasi 1,18% (mtm). Inflasi dari sandang itu didorong oleh kenaikan indeks harga emas perhiasan sebesar 4,72 persen.
"Kenaikan harga emas perhiasan itu karena tren kenaikan harga emas dunia meningkatnya permintaan seiring dengan Imlek," kata dia.
Walau demikian, menurut Doni, inflasi inti pada Februari 2016 relatif terjaga. Pemicunya adalah nilai tukar yang stabil dan cenderung menguat. Di sisi lain, inflasi yang terjaga ini juga tidak lepas dari daya beli masyarakat yang masih rendah.
Untuk Maret 2016, BI DKI memprediksi inflasi masih akan rendah. Pemicu utamanya adalah penurunan kembali tarif listrik pada 12 golongan nonsubsidi serta penurunan harga bensin jenis pertamax dan pertalite per 1 Maret 2016.
"Selain itu komitmen BUMD untuk dapat menjaga stabilitas harga pangan, antara lain daging sapi di kisaran Rp90.000 - Rp100.000 menambah keyakinan inflasi pada bulan mendatang akan tetap terjaga," kata Doni.
Namun, tekanan terhadap inflasi diperkirakan masih akan muncul dari beberapa komoditas pangan terutama bumbu-bumbuan seperti cabe merah besar dan cabe merah keriting, karena meningkatnya intensitas hujan. Hal ini terindikasi dari perkembangan harga komoditas tersebut pada minggu ketiga dan keempat Februari 2016 yang mulai meningkat. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
ESDM Mau Perpanjang Kebijakan Pembelian BBM Subsidi Tanpa QR Code di Aceh, Sumut, Sumbar
-
Danantara Rayu Yordania Guyur Investasi di Sektor Infrastruktur Hingga Energi
-
KB Bank dan Intiland Sepakati Pembiayaan Rp250 Miliar untuk Kawasan Industri
-
Klaim Asuransi Bencana Sumatra Nyaris Rp1 Triliun, Ini Rinciannya
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
Pindar dan Rentenir Bikin Ketar-ketir, Mengapa Masih Digemari Masyarakat?
-
Program MBG Jadi Contoh Reformasi Cepat, Airlangga Pamerkan ke OECD
-
Bantuan Logistik Rp600 Juta Mengalir ke Wilayah Terdampak Banjir di Sumatra
-
Kisah Muhammad Yusuf, AgenBRILink Sebatik yang Permudah Akses Keuangan Masyarakat Perbatasan
-
Meski Ada Israel, Airlangga Ngotot Indonesia Tetap Masuk Keanggotaan OECD