Suara.com - PT Bank Syariah Mandiri (BSM) meraup pendapatan total Rp6,91 triliun pada 2015, meningkat 6,32 persen dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya, kata Direktur Utama BSM Agus Sudiarto.
Agus menambahkan salah satu penyebab meningkatnya pendapatan bank tersebut adalah bertumbuhnya pembiayaan perseroan sebesar 3,98 persen menjadi Rp51,09 triliun pada tahun 2014.
"Peningkatan pendapatan ini membuat kami dapat meraih laba bersih Rp289,58 miliar, meningkat jauh dibandingkan pada tahun 2014 yaitu Rp71,8 miliar," ujar Agus di Wisma Mandiri I, Jakarta, Rabu (2/3/2016).
Anak usaha Bank Mandiri tersebut juga mencatat margin bagi hasil bersih sebesar Rp3,5 triliun per-Desember 2015 atau meningkat 14,25 persen di waktu yang sama pada tahun 2014.
Agus menilai pertumbuhan bisnis BSM pada 2015 cukup positif. Selain terlihat dari pertumbuhan pembiayaan, itu juga tampak dari likuiditas yang tetap stabil sepanjang tahun.
BSM mampu meningkatkan perolehan dana pihak ketiga (DPK) menjadi Rp62,11 triliun, lebih tinggi 3,83 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya yaitu 59,82 triliun.
Total komposisi dana murah BSM di 2015 pun mengalami kenaikan. Pada tahun 2014 komposisi dana murah BSM adalah 46,61 persen, tetapi pada 2015 menjadi 49,63 persen.
"BSM saat ini menguasai pangsa pasar tabungan. Pada Desember 2015 ada 36,41 persen tabungan BSM dari total dana tabungan di perbankan syariah, naik dibandingkan Desember 2014 yang sebesar 35,68 persen," tutur Agus.
Adapun perDesember 2015, nilai tabungan BSM sebesar Rp24,99 triliun, meningkat 10,19% dari tahun sebelumnya. Sementara pertumbuhan giro tercatat meningkat sebesar 12,12 persen menjadi Rp5,83 triliun per Desember 2015.
Pada tahun 2015 total aset BSM tercatat Rp70,3 triliun, naik 5,12 persen dibanding posisi Desember 2014 sebesar Rp66,94 triliun.
Juga di tahun 2015, BSM mendapat tambahan dana Rp500 miliar dan melakukan revaluasi aset senilai Rp344 miliar. Ini memmbuat total ekuitas BSM mencapai Rp5,61 triliun dan sudah masuk kategori "Buku III". Total rasio kecukupan modal (CAR) BSM pada tahun 2015 berada pada kisaran 13 persen. (Antara)
Berita Terkait
-
6 Perbedaan Tabungan Konvensional dan Syariah, Mana yang Lebih Sesuai untuk Anda?
-
BTN Catatkan Laba Bersih Rp 2,91 Triliun Hingga November 2025
-
Babak Baru Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN, 15 Tersangka Segera Disidang!
-
Aset Perbankan Syariah Pecah Rekor Tertinggi, Tembus Rp 1.028 Triliun
-
CIMB Niaga Mau Pisahkan Unit Usaha Syariah Jadi BUS
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Pertumbuhan Kredit Kuat dan DPK Meningkat, Fungsi Intermediasi Bank Mandiri Solid di Akhir Tahun
-
Saham-saham yang Cum Date 29 Desember, Siap Bagikan Dividen Jumbo
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako di Ciampea
-
Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
-
Harga Emas Diprediksi Makin Naik Tahun 2026, Faktor 'Perang' Jadi Kunci
-
La Suntu Tastio, UMKM Binaan BRI yang Angkat Tradisi Lewat Produk Tas Tenun
-
Pasca Akusisi, Emiten Properti Milik Pengusahan Indonesia Ini Bagikan Dividen
-
Harga Emas Kompak Meroket: Galeri24 dan UBS di Pegadaian Naik Signifikan!
-
Pabrik Chip Semikonduktor TSMC Ikut Terdampak Gempa Magnitudo 7 di Taiwan
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember