Suara.com - Saham-saham di AS berakhir lebih rendah pada Selasa (Rabu pagi WIB 9/3/2016), karena penurunan baru dalam harga minyak menekan bursa saham Wall Street.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 109,85 poin atau 0,64 persen menjadi ditutup pada 16.964,10. Indeks S&P 500 kehilangan 22,50 poin atau 1,12 persen menjadi 1.979,26. Indeks komposit Nasdaq turun 59,43 poin atau 1,26 persen menjadi 4.648,83.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April bergerak turun 1,4 dolar AS menjadi menetap di 36,5 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei turun 1,19 dolar AS berakhir di 39,65 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Harga minyak jatuh pada Selasa (8/3/2016) karena aksi ambil untung setelah reli kuat selama dua hari, dengan kedua kontrak minyak mnetah WTI dan minyak mentah Brent jatuh lebih dari tiga persen.
Terseret oleh penurunan harga minyak, sektor energi, paling tertinggal di antara sepuluh sektor S&P 500, merosot 4,13 persen pada Selasa.
Harga minyak naik sekitar 10 persen dalam dua hari terakhir perdagangan setelah Arab Saudi dan Rusia mengumumkan baru-baru ini bahwa mereka akan menghentikan peningkatan produksi, dan mendorong produsen-produsen besar lain untuk mengikuti langkah serupa.
Tidak ada data ekonomi utama yang keluar pada Selasa.
Di luar negeri, ekspor Tiongkok dalam denominasi dolar AS merosot lebih dari 25 persen tahun-ke-tahun pada Februari, jauh di bawah konsensus pasar dan mencatat kejatuhan paling tajam sejak Mei 2009, menurut angka dari Badan Umum Kepabeanan.
Saham-saham Tiongkok berjuang untuk tetap di wilayah positif pada Selasa setelah mengakami fluktuasi drastis, dengan indeks komposit Shanghai memperpanjang kemenangan beruntun menjadi hari keenam.
Pasar ekuitas Eropa menurun secara luas pada Selasa karena harga minyak jatuh. Indeks DAX 30 Jerman di Bursa Efek Frankfurt turun 0,88 persen, sedangkan indeks patokan FTSE 100 Inggris kehilangan 0,92 persen.
Indeks volatilitas CBOE, sering disebut sebagai pengukur ketakutan Wall Street, naik 7,61 persen menjadi berakhir pada 18,67 pada Selasa.
Di pasar lain, dolar AS menguat pada Selasa karena pasar memperkirakan Federal Reserve AS akan melanjutkan kenaikan suku bunga tahun ini.
Pada akhir perdagangan di New York, euro jatuh menjadi 1,1007 dolar dari 1,1012 dolar pada sesi sebelumnya, sementara dolar dibeli 112,57 yen Jepang, lebih rendah dari 113,28 yen dari sesi sebelumnya.
Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun sedikit pada Selasa karena dolar AS menunjukkan penguatan, meskipun ekuitas AS melemah.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April turun tipis 1,1 dolar AS atau 0,09 persen, menjadi menetap di 1.262,90 dolar AS per ounce. (Antara)
Berita Terkait
-
IHSG Berpeluang Rebound Meski Tertekan Aksi Jual Asing
-
IHSG Bisa Menguat Lagi Hari Ini, 6 Saham Ini Bisa Jadi Rekomendasi
-
IHSG Berpeluang Menguat Hari Ini, Harga Saham INET dan BUVA Kembali Naik?
-
IHSG Diproyeksi Menguat Hari Ini: Bursa Asia Melemah, Wall Street Was-was Saham AI
-
Sentimen Global Dorong IHSG Lanjut Menguat Hari Ini, Asing Net Buy Rp 1 Triliun
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Menaker Mau Tekan Kesenjangan Upah Lewat Rentang Alpha, Solusi atau Masalah Baru?
-
Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana Senin Depan, Selesaikan 4 Aduan Bisnis
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Menaker Yassierli Klaim PP Pengupahan Baru Hasil Kompromi Terbaik: Belum Ada Penolakan Langsung
-
Purbaya Sentil Balik Bank Dunia soal Defisit APBN: Jangan Terlalu Percaya World Bank!
-
Bank Mandiri Dorong Akselerasi Inklusivitas, Perkuat Ekosistem Kerja dan Usaha Ramah Disabilitas