Suara.com - Harga minyak dunia mundur dari keuntungan dua hari pada Selasa (Rabu pagi WIB 9/3/2016), karena para pedagang memperingatkan bahwa lonjakan harga yang terjadi terlalu cepat sementara faktor fundamental tidak banyak berubah.
Harga minyak naik sekitar 10 persen dalam dua hari perdagangan terakhir setelah Arab Saudi dan Rusia mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan peningkatan produksi, serta mendorong produsen-produsen besar lainnya untuk mengikuti langkah serupa.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April turun 1,40 dolar AS menjadi berakhir di 36,50 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei turun 1,19 dolar AS menjadi ditutup pada 39,65 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Para analis mengantisipasi bahwa perusahaan-perusahaan minyak serpih besar AS akan terus memangkas pengeluaran mereka. Perusahaan-perusahaan energi AS mengurangi rig minyak mereka untuk pekan kesebelas berturut-turut, menurut data yang dirilis oleh perusahaan jasa minyak Baker Hughes pada Jumat.
Sementara itu kantor berita AFP seperti dikutip oleh Channel News Asia, menyebutkan bahwa penurunan harga minyak juga didorong oleh data perdagangan Tiongkok yang lemah dan skeptisisme tentang prospek produsen-produsen minyak besar akan sepakat membatasi produksi.
Penurunan terjadi setelah data kepabeanan Tiongkok menunjukkan ekspor merosot 25,4 persen pada Februari, penurunan terbesar sejak Mei 2009. Data tersebut juga menunjukkan penurunan 13,8 persen dalam impor Tiongkok, memunculkan pertanyaan lebih lanjut tentang kesehatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Gene McGillian dari Tradition Energy mengatakan data Tiongkok yang buruk, bersama dengan peluang laporan persediaan minyak bumi AS "bearish" pada Rabu, berarti pasar minyak mungkin "sedikit terlalu berat" setelah WTI naik sekitar 10 dolar AS selama satu bulan terakhir atau lebih.
Keuntungan mereka telah dibangun pada harapan pembicaraan antara Arab Saudi, Rusia dan produsen lain-lainnya dapat menghasilkan kesepakatan untuk membatasi produksi.
Namun, para analis mengatakan pasar akan membutuhkan bukti tindakan nyata untuk mendorongnya lebih tinggi. "Sampai kita benar-benar melihat tanda-tanda jumlah besar minyak ini telah berkurang, pasar akan memiliki masalah 'mengangkat kepalanya terlalu banyak' dari tingkat ini," kata McGillian.
Para analis juga mengutip laporan dari Goldman Sachs yang menyesalkan "lonjakan prematur dalam harga komoditas yang kami percaya tidak berkelanjutan" setelah kenaikan kuat dalam harga minyak, tembaga dan komoditas lainnya.
"Hanya defisit fisik yang nyata dapat membuat reli berkelanjutan dalam bebeberapa bulan," kata Goldman. (Antara)
Berita Terkait
-
Resiko Geopolitik Dongkrak Harga Minyak Indonesia ke 66,81 Dolar AS
-
Harga Minyak Dunia Mulai Mendidih Lagi, Imbas Ketegangan AS-China
-
OPEC+ Ngotot Tambah Produksi 137 Ribu BPH, Pasar Panik!
-
Menteri ESDM Bahlil Usul ke DPR ICP 2026 di Kisaran 60 sampai 80 Dolar AS per Barel
-
Setelah Naik Tinggi Imbas Perang Iran-Israel, Harga Minyak Dunia Akhirnya Stabil
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah
-
Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen, Menko Airlangga: Jauh Lebih Baik!