Suara.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, produksi pabrik alumina milik PT Well Harvest Winning Alumina Refinery di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, dapat menekan impor hasil olahan bauksit tersebut.
"Pabrik ini industri pertama yang menghasilkan 'smelter grade' alumina. Kalau berhasil, tidak hanya bisa ekspor dalam jumlah besar, tapi juga bisa lakukan substitusi impor," katanya dalam kunjungan ke lokasi pabrik di Ketapang, Kalbar, Jumat (4/3/2016).
Ia menuturkan, berdasarkan informasi dari perusahaan, 90 persen hasil produksi alumina akan diekspor sedangkan sisanya akan dipasok ke PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).
Perkiraan nilai ekspor per tahun dari proyek berkapasitas total dua juta ton itu mencapai 765 juta dolar AS.
Franky menambahkan, pembangunan pabrik "smelter-grade" alumina itu diperkirakan mampu menghemat devisa sebesar 85 juta dolar AS per tahun melalui substitusi impor bahan baku.
"Artinya, dengan produksi pabrik ini, kita bisa memenuhi kebutuhan impor nasional juga bisa diekspor," katanya.
Gubernur Kalimantan Barat Cornelis yang ikut mendampingi Franky dalam kunjungan tersebut berpesan agar investasi di wilayahnya harus memberikan nilai tambah kepada masyarakat sekitar selain juga berkontribusi secara nasional.
Ia menuturkan pasokan bauksit di wilayahnya mencapai lebih dari 800 juta ton.
"Kalau bangun dua 'smelter', itu cuma sekitar 150 tahun dari pasokan bauksit yang ada. Makanya ini harus didorong agar nilai tambahnya bisa terasa untuk rakyat. Kalau lancar, pajak juga masuk," tuturnya.
Perusahaan patungan dari Cayman Islands, Indonesia, Hong Kong dan China itu mengucurkan modal senilai Rp12,5 triliun sejak 2012 dan berencana melakukan pembangunan dalam dua tahap.
Realisasi konstruksi pabrik tahap pertama berkapasitas produksi satu juta ton alumina sudah mencapai sekitar 95 persen dan diharapkan dalam waktu dekat akan berproduksi komersial, sedangkan untuk tahap kedua berkapasitas sama diharapkan selesai pada 2018.
Hingga 2015, perusahaan telah merealisasikan modal sebesar Rp7,9 triliun untuk membangun pabrik alumina, pembangkit listrik tenaga batubara berkapasitas 160 MW, area pengolahan limbah kedap air, kompleks perkantoran dan asrama karyawan serta dermaga khusus untuk distribusi bahan baku. Perusahaan itu menargetkan bisa mulai melakukan uji coba produksi pada Mei 2016. (Antara)
Berita Terkait
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
Volume Penjualan Inalum Lampaui Target RKAP 102,4 Persen Hingga Oktober 2025
-
Toyota-Pertamina Siap Bangun Pabrik Bioetanol di Lampung, Mulai Jalan 2026
-
Pemerintah Rayu Toyota Bangun Pabrik Etanol
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari ini, Dibanderol Rp 2,5 Juta per Gram
-
Rupiah Perkasa di Selasa Pagi, Tembus Level Rp 16.781
-
IHSG Memerah di Perdagangan Terakhir 2025, Cek Saham-saham Ini
-
PPRE Raih Kontrak Baru di Penghujung Tahun Senilai Rp 1,2 Triliun
-
Merger BUMN Berlanjut 2026, Targetnya Karya dan Transportasi
-
OJK Lirik Pekerja Informal untuk Masuk Dana Pensiun
-
Daftar Jadwal Bank Beroperasi saat Tahun Baru 2026
-
Kekayaan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya yang Dikabarkan Cerai
-
Merger BUMN Karya Tuntas Awal 2026, BP BUMN Ungkap Update Terkini
-
Target Harga BUMI di Tengah Aksi Jual Saham Jelang Tahun Baru