Suara.com - Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir mengatakan prinsip pemerintah tidak berubah untuk segera membubarkan Indonesian Palm Oil Pledge (IPOP). Hanya saja realisasi pembubaran masih harus menunggu kajian yang dilakukan oleh Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup.
"Tidak, pembubaran IPOP tidak batal. Kita tetap memiliki semangat untuk mengakhiri itu karena sebagai negara penghasil crude palm oil atau minyak sawit (CPO) terbesar di dunia, kita jangan sampai malah harus mengikuti aturan asing," kata Gamal saat dihubungi Suara.com, Kamis (21/4/2016).
Gamal menegaskan bahwa Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Kementerian Koordinator Kemaritiman, telah bertemu pada Selasa (19/4/2016) di Gedung KLHK untuk membahas soal pembubaran IPOP tersebut. Namun hasil pertemuan akhirnya menyepakati mengikuti permintaaan Menteri LHK Siti Nurbaya untuk melakukan kajian terlebih dahulu sebelum dilakukan pembubaran. "Supaya nanti jelas prosesnya berlangsung baik dan tidak menimbulkan persoalan baru," ujar Gamal.
Gamal membantah realisasi pembubaran berjalan lambat karena ada tekanan pemerintah asing. Ia menegaskan sampai saat ini posisi pemerintah Indonesia tetap akan membubarkan IPOP karena justru lebih banyak merugikan Indonesia. "Jadi tidak benar kami menjadi ragu karena ada tekanan asing. Hanya saja memang kita perlu kaji lebih dulu sebelum betul-betul diwujudkan," tutup Gamal.
Sebelumnya, pemerintah memang menyatakan akan segera membubarkan IPOP. Namun Kementan masih menunggu keputusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sebagai landasan hukum untuk membubarkan implementasi IPOP di Indonesia.
KPPU sendiri pada Kamis, (14/4/2016) sudah melakukan dan telah memutuskan bahwa memang ada potensi kartel dari IPOP. Keberadaan IPOP dinilai melanggar UUD 1945 pasal 33, terutama ayat (4) yang menjelaskan, perekonomian nasional diselenggarakan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Awalnya terdapat lima perusahaan sawit besar yang masuk dalam IPOP yaitu Wilmar Indonesia, Cargill Indonesia, Musim Mas, Golden Agri, dan Asian Agri. Kelima perusahaan itu menampung hampir 90 persen seluruh tandan buah segar (TBS) dan CPO Indonesia, termasuk di dalamnya TBS dari 4,5 juta sawit rakyat Indonesia.
Berita Terkait
-
WALHI Kritik Rencana Prabowo Tanam Sawit dan Tebu di Papua: Tak Punya Hati dan Empati!
-
Prabowo Ingin Papua Ditanami Sawit, Demi Hemat Impor BBM Rp 520 Triliun?
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Prabowo Mau Tanam Sawit di Papua, DPR Beri Catatan: Harus Dipastikan Agar Tak Jadi Malapetaka
-
Sultan Dorong Ekstensifikasi Sawit di Papua dengan Tetap Jaga Keseimbangan Ekologis
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
Terkini
-
Harga Minyak Mentah Indonesia Turun Jadi USD 62,63 di November, BBM Gimana?
-
BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 4,75 Persen, Ini Alasannya
-
Finex Menandai Ulang Tahunnya yang ke-13 dengan Gala Dinner
-
KB Bank - PT KAI Medika Indonesia Hadirkan Fasilitas Pembiayaan bagi Brawijaya Hospital Tangerang
-
Pemulihan Bencana Sumatra Telan Rp 60 T, Purbaya Pastikan Tak Ganggu Pertumbuhan Ekonomi RI
-
Eksplorasi 'Ladang Hijau' Irak Dibuka: Kesempatan Emas bagi Pertamina di Sektor Hulu Migas
-
BRI Peduli Hadir untuk Masyarakat Terdampak Bencana Sumatra, Salurkan Donasi di Lebih 40 Lokasi
-
Purbaya Siapkan Rp 60 T Tangani Banjir Sumatra, Diambil dari Anggaran Program-Rapat Tak Jelas
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE