Suara.com - Acara forum bisnis yang dihadiri 200 pengusaha furniture di Kota Dongguan, Republik Rakyat Cina (RRC), kemarin Selasa (26/4/2016), juga dimanfaatkan untuk memasarkan tiga wilayah yang selama ini menjadi sentra industri furniture Indonesia. Ketiga wilayah tersebut adalah Kabupaten Jepara, Cirebon dan Sukabumi. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyatakan ketiga wilayah tersebut selama ini menjadi sentra industri furniture dan memiliki hubungan kerjasama perdagangan dengan RRC.
Franky Sibarani menyampaikan bahwa tiga kabupaten sentra furniture tersebut diplih karena kesiapan mereka dalam mengembangkan industri furniture di Indonesia. “Dari sisi ketersediaan bahan baku serta tenaga terampil yang muda dan tergolong kompetitif, tiga sentra ini diharapkan dapat memberikan alternative lokasi bagi investor Ciongkok yang ingin melakukan relokasi usahanya ke Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada media, Rabu (27/4/2016).
Franky menambahkan ada beberapa keunggulan yang ditawarkan masing-masing wilayah yang dapat menjadi daya tarik bagi investor furniture Tiongkok, terutama kesiapan infrastruktur. “Keunggulan Cirebon terkait dengan infrastruktur yang akan dibangun airport di Majalengka, juga tersedia tol Cisumdawu, Kereta Api double track Jakarta Semarang serta pasokan listrik yang memadai. Sementara di JEpara terdapat lahan peruntukan untuk industri seluas 26 hektar yang terletak 1 kilometer dari pusat pemerintah daerah Jepara. Terkait ketersediaan listrik, terdapat 4 PLTU x 660 MW kemudian unit 5 dan unit 6 sedang dalam tahap konsstruksi dengan kapasitas 2 x 660 MW” lanjutnya.
Daya tarik lainnya yang disampaikan, lanjut Franky, ketiga wilayah tersebut juga sudah melakukan ekspor ke berbagai negara. Diua menyebutkan untuk KAbupaten Cirebon, rata-rata 1.300 kontainer di ekspor setiap bulan nya dengan negara tujuan ekspor Amerika, Jerman, Belanda, Korsel, China, Jepang, dan Rusia
Konjen RI di Guangzhou Ratu Silvi Gayatri menyampaikan bahwa promosi investasi merupakan salah satu tugas dari KJRI Guangzhou. Guangdong adalah salah satu kota terkemuka dan kota basis industri elektronik, permesinan, tekstil, makanan dan minuman serta industri kertas. “Tahun lau sebanyak 40 UKM mebel indonesia mengikuti pameran di Dongguan. Adapun target nilai ekspor dalam lima tahun kedepan dibidang industri furniture ini sebesar US$ 5 miliar,” ungkapnya.
Konjen RI Guangzhou juga menyampaikan pula bahwa forum ini menjadi kesempatan yang baik untuk mendalami kebijakan investasi dan peluang investasi dibidang furniture di indonesia.
Sementara Dirjen Agro industri Kemenperin Panggah Susanto menyampaikan bahwa daya saing industri furniture indonesia terletak dari melimpahnya bahan baku, corak dan design yang unik, dan sumber daya manusia yang memiliki skill yang tinggi dibidang furnitur. “Indonesia memiliki kapasitas 622.000 ton rotan per tahun, terdiri dari 3000 spesies, namun kurang dari 50% yang dimanfaatkan,” paparnya.
Panggah juga berharap para investor furniture dari Dongguan dapat bekerjasama dengan industri furniture di Indonesia dengan menerapkan teknologi yang lebih modern dengan memanfaatkan produk rotan dan kayu di Indonesia yang melimpah.
Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat realisasi investasi dari sektor furniture di triwulan pertama tahun 2016 sebesar Rp 775 miliar naik 28% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 602 miliar. Jumlah investasi furniture di kuartal pertama tahun 2016 tersebut diperoleh dari kontribusi Penanaman Modal Asing US$ 21 juta dan Penanaman Modal Dalam Negeri sebesar Rp 482 miliar.
Dari data yang dimiliki oleh BKPM, investasi dari Tiongkok yang pada kuartal pertama tahun 2016 (tidak termasuk sektor hulu migas dan keuangan) mencapai US$ 464,6 juta, menempatkan RRT sebagai investor terbesar ke-4 di Indonesia. Tiongkok merupakan salah satu sumber investasi asing terbesar di Indonesia, meningkat pesat dalam dua tahun terakhir. Tercatat US$ 2,1 miliar investasi terealisasi sejak tahun 2010, tumbuh rata-rata 61% per tahun.
Berita Terkait
-
Investasi Asing di RI Makin Loyo di Dua Kuartal Terakhir, Ini Kata Rosan Roeslani
-
Investasi Naik 13,9 Persen di Q3 2025, Serap 686.478 Tenaga Kerja
-
Rosan: Butuh Investasi Rp 13 Triliun Agar Ekonomi Tumbuh 8 Persen di 2029
-
Jelajahi Masa Depan Desain Rumah: Semua Solusi Interior dan Furnitur dalam Satu Pameran
-
Mengintip Pameran Seni UNFOLD: Saat Furnitur Jadi Seni dan Identitas Lokal
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
Jurus Korporasi Besar Jamin Keberlanjutan UMKM Lewat Pinjaman Nol Persen!
-
Purbaya Sepakat sama Jokowi Proyek Whoosh Bukan Cari Laba, Tapi Perlu Dikembangkan Lagi
-
Dorong Pembiayaan Syariah Indonesia, Eximbank dan ICD Perkuat Kerja Sama Strategis
-
Respon Bahlil Setelah Dedi Mulyadi Cabut 26 Izin Pertambangan di Bogor
-
Buruh IHT Lega, Gempuran PHK Diprediksi Bisa Diredam Lewat Kebijakan Menkeu Purbaya
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
IHSG Merosot Lagi Hari Ini, Investor Masih Tunggu Pertemuan AS-China
-
Ada Demo Ribut-ribut di Agustus, Menkeu Purbaya Pesimistis Kondisi Ekonomi Kuartal III
-
Bahlil Blak-blakan Hilirisasi Indonesia Beda dari China dan Korea, Ini Penyebabnya
-
Purbaya Akui Pertumbuhan Ekonomi Q3 2025 Lambat, Tapi Warga Mulai Percaya Prabowo