Suara.com - Lembaga pemeringkat internasional Standart & Poor (S&P) Global Ratings memberikan sinyal positif untuk menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi layak investasi (investment grade).
"Ada kemungkinan untuk menaikkan peringkat lebih tinggi. Tapi kami masih memeriksa lagi kemungkinan itu, dan melihat kembali data," kata Director Sovereign and International Public Finance Ratings S&P Global Ratings Kyran Curry di Jakarta, Rabu (11/5/2016).
Curry memberikan pernyataan tersebut usai pertemuan antara delegasi S&P Global Ratings dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Ia menyampaikan S&P Global Ratings dalam kunjungannya ke Indonesia, telah mendapatkan sejumlah informasi dan pernyataan dari para pejabat terkait mengenai kondisi perekonomian secara keseluruhan.
Dari informasi maupun pernyataan yang telah didapat tersebut, pihaknya mengindikasikan adanya prospek positif bagi perekonomian Indonesia di masa mendatang, meskipun belum bisa dipastikan melalui pernyataan secara resmi.
"Hasilnya sepertinya bisa disampaikan bulan depan dan menjadi bagian dari laporan review bulanan pada akhir Mei," katanya.
Lembaga pemeringkat S&P merupakan satu-satunya lembaga yang belum memberikan peringkat layak investasi kepada Indonesia, padahal Fitch Ratings dan Moody's telah memberikan peringkat tersebut pada akhir 2011 dan awal 2012.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan delegasi S&P telah melihat Indonesia melakukan perbaikan di berbagai bidang seperti pengelolaan ekonomi nasional, keuangan negara maupun hubungan pusat daerah.
Selain itu, pemerintah juga telah memperbaiki iklim berusaha maupun mempermudah perizinan dengan menerbitkan paket kebijakan ekonomi yang bermanfaat untuk mengundang investasi masuk ke Indonesia.
Oleh karena itu, menurut Bambang, bila S&P menaikkan peringkat menjadi layak investasi, maka tawaran investasi yang masuk ke Indonesia akan meningkat karena menghilangnya keraguan investor.
"Kalau kita mendapatkan predikat layak investasi, maka akan lebih banyak investor yang lebih berminat untuk masuk ke instrumen keuangan Indonesia," ujarnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Bank Mega Syariah Bidik Target Penjualan Wakaf Investasi Senilai Rp 15 Miliar
-
OJK Minta Generasi Muda Jangan Awali Investasi Saham dari Utang
-
Pertamina Siapkan Kualitas SDM Pelopor Ketahanan Pangan dan Transisi Energi
-
Jangan Sampai Jadi Korban Berikutnya! Kenali 7 Ciri Investasi Bodong dari Akun Centang Biru
-
Waspadai Akun Centang Biru di Medsos Banyak Tawari Investasi Bodong
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Bank Mega Syariah Bidik Target Penjualan Wakaf Investasi Senilai Rp 15 Miliar
-
Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
-
Saham Bank Lapis Dua Kompak Rontok, Maybank Indonesia Ambles Paling Dalam
-
OJK Minta Generasi Muda Jangan Awali Investasi Saham dari Utang
-
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini, Naik Apa Turun?
-
Aliran Modal Asing yang Hengkang dari Pasar Keuangan Indonesia Tembus Rp 9,76 Triliun
-
PNM Raih Penghargaan Internasional Kategori Best Microfinance Sukuk 2025
-
Bersama Bibit.id dan Stockbit, Temukan Peluang Baru Lewat Portrait of Possibilities
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
Bansos PKH Oktober 2025 Kapan Cair? Ini Kepastian Jadwal, Besaran Dana dan Cara Cek Status